Thursday, September 25, 2008

Mangut Lele, Cindelaras, Muntilan

Kakak ku yang tinggal di cikarang, kalo mudik ke yogya sekarang naik mobil. Soalnya jumlah keluarga sudah meningkat, mahal kalo naik kereta ato pesawat. Kebetulan pas lewat muntilan, pas sore hari. Mereka mampir dulu ke warung cindelaras. Cindelaras terkenal akan mangut lele-nya. Langsung bungkus 10 ekor lele. Memang kalo lagi puasa itu jadi rakus banget, dan merasa bisa menghabiskan berbakul-bakul nasi dengan beraneka ragam lauk. Begitu maghrib, makan kolak aja sudah kenyank :)



Sampai di rumah, mangut-mangut tersebut langsung dibuka, diletakkan di mangkuk pyrex, trus di microwave, biar anget lagi. Mangut merupakan makanan khas daerah jawa tengah. Masakan bersantan dengan bumbu-bumbu kunyit, kencur, bawang, brambang, lombok yang dihaluskan. Kadang-kadang ada yang ditambah dengan tomat, blimbing wuluh supaya lebih segar. Boleh juga ditambah irisan paprika/cabai merah/cabai hijau dan petai.

Akhirnya maghrib menjelang. Sirine yang mengaung-ngaung menandai saat maghrib. Ambil nasi hangat, siram dengan kuah santan mangut, sekalian dengan lele-nya. Lelenya digoreng terlebih dahulu, supaya kering/kenyal, tidak lembek. Trus harus lele lokal. Kalo lele dumbo tetap lembek juga dagingnya. Rasa mangut memang segar, dimakan bareng nasi hangat membuat perut terasa nyaman. Lelenya juga enak. Hanya saja vetsinnya terlalu banyak. Jadi bagi yang rentan terhadap vetsin, cukup makan sedikit aja.

Lanjut ...

Wednesday, September 24, 2008

Steak Salmon

Hari pertama di yogya, langsung diingatkan kalo aku baru saja ulang tahun. Kebiasaan keluargaku dulu, waktu masih di malang, setiap kali ada yang ulang tahun, selalu dibikinin steak. Rame-rame, didoakan bersama. Kali ini, steaknya adalah steak salmon. Biar diversifikasi katanya.

Bahan-bahannya sederhana, cukup sayur dan fillet salmon tentu saja. Beli di supermarket, pasti ada semua. Kemudian untuk sausnya, kita yang bisa cuma saus jamur. Cairkan mentega/margarin di panci, kemudian tambahkan tepung supaya kental. Setelah itu tuangkan kaldu daging/ayam. Setelah diaduk rata, baru tambahkan merica, garam dan pala. Tambahkan jamur kalo suka.


Untuk sayur, silahkan dipotong-potong kecil2, kemudian direbus. Sayurnya bisa buncis, kembang kol, wortel, selada dll. Asupan karbohidrat bisa diperoleh dari kentang goreng. Untuk mengolah salmonnya, langkah pertama adalah buang kulitnya. Kalo masih tertinggal durinya, cabut satu persatu pake pinset. kemudian oleskan garam dan jeruk nipis supaya tidak amis. Biarkan sebentar. Setelah itu, terserah, mau diolesin kikkoman atau saus barbeque, atau kecap saja gak masalah.

Siapkan wajan panggangan. Olesi sedikit margarin. Panggang si salmon. Bolak-balik sampe matang. Setelah matang, baru hidangkan. Seharusnya sih steak salmon pake saus yang putih itu, kayak sausnya fillet o fish mcdonald. Tapi berhubung masih belum bisa, ya pake saus jamur saja.


Berhubung lapisan antar daging salmon ada lemaknya, maka mudah sekali untuk memotong dagingnya. Cukup menggunakan garpu, oleskan sedikit ke sausnya, dan ... nyamm. Wah enak sekali, salmon gitu loh. Daging ikan terasa kenyal, tidak hancur. Tapi balutan lemak ikan salmon, membuatnya terasa lembut sekaligus.

Lanjut ...

Thursday, September 11, 2008

Pondok Ikan Bakar, Batam

Lagi-lagi buka puasa bareng. Kali ini tempatnya di Pondok Ikan Bakar, arah Sei Panas, kalo dari batam center. Yang punya adalah manager XL, sehingga dipenuhi dengan iklan XL.

Suasananya memang nyaman sih, semilir angin sore, dipadu dengan lampu yang remang-remang. Ikan yang akan kita pesan diletakkan berjejer-jejer di atas perahu. Entah siapa yang memulai konsep ini, yang jelas, seluruh warung ikan bakar yang ada di batam, semuanya model seperti ini. Diletakkan di atas perahu, yang dipenuhi dengan es batu.


Kali ini buka bareng hanya untuk staf elektro saja.

Sambil nunggu bedug maghrib, kucoba foto otak-otak, bagi yang belum pernah tahu. Dari foto terlihat otak-otak yang dibungkus daun kelapa. Kemudian dibakar. Otak-otak biasanya campuran ikan tenggiri, dan ada cumi-cuminya juga.

Menu ta'jilnya adalah es buah ditambah dengan ... (yang hitam kenyal-kenyal itu loh?) Lupa aku namanya.

Dan sebagai pencuci mulut, aku sudah pesan milk shake. Wih, keliatannya enak. Milk shake yang paling enak selama ini adalah milk shake-nya Arby's. Arby's ini adalah franchise fastfood burger, mirip seperti McDonald, Wendy's, A&W maupun Burger King. Menu andalannya adalah burger daging asap, yang diiris tipis-tipis. Tapi sayang, sekarang sudah tutup, baik yang di bandung maupun yang di surabaya. Ketika adzan terdengar, yang pertama kali kuicipin adalah milkshake. Slurrpp ... enak ternyata. Recommended deh kalo ingin merasakan milkshake yang mendekati Arby's. Bedanya dengan milkshake yang lain adalah lebih kental. Sudah mendekati bentuk es krim. Jadi kalo ingin tau rasa milk shake yang enak, cairin aja es krim kamu, kemudian diminum. Nah, milkshake yang enak, rasanya mirip2 seperti itu.

Ada cumi bakar juga. Rasanya sama seperti bakar-bakar lainnya, ada rasa manis dari kecap. Dan lebih enak kalo hangat. Ketika aku merasakannya setelah dingin, jadi terasa agak nyendal, seperti makan lemak padat. yah, memang cumi banyak kolesterolnya.

Kepiting asam manis juga merupakan menu standar warung seafood di batam. Berhubung aku tidak terlalu suka kepiting, ya cuma kuambil bumbunya aja. Bumbu asam manisnya enak.


Ikan Baronang Bakar! Katanya sih, salah satu ikan yang enak dibakar adalah ikan baronang. Ikan kakap lebih enak digoreng, demikian juga dengan ikan gurame. Ikan bawal juga lebih enak digoreng. Namun selama ini, aku belum pernah makan ikan baronang goreng. Jadi tidak bisa membandingkan, apakah lebih enak digoreng atau dibakar. Ikan bakar di batam ada 2 macam bumbu, yaitu bumbu kuning atau bumbu kecap. Kali ini orang-orang pesen bumbu kuning. Singkirkan kulitnya, cuil daging bagian punggung, gabungkan dengan bumbu kuning, wah enak juga ternyata. Rahasia ikan bakar yang enak cuma satu sebenarnya, ikannya harus segar. Aku mendominasi untuk ikan bakarnya hehe. Yang lain kan sudah mendominasi untuk kepiting, cumi maupun udang.

Akhirnya dapat juga foto untuk gonggong. Ini adalah makanan yang ada di batam dan tanjungpinang. Di sumatera maupun jawa, tidak ada gonggong. Tapi di sulawesi ada juga katanya. Yang jelas, rasanya bikin kecanduan. Gonggong adalah sejenis siput laut. Kalo ke pasar ikan, kemudian liat gonggong, pasti jadi gak nafsu, soalnya kotor. Nah, kalo yang sudah tersaji di restoran, gonggongnya sudah bersih. Cara masaknya juga hanya satu cara, yaitu direbus. Tidak ada yang namanya gonggong saus tiram, gonggong bakar, gonggong asam manis maupun gonggong goreng.


Cara mengambil daging di dalam cangkangnya, adalah dengan memanfaatkan tusuk gigi. Masukkan tusuk gigi ke cangkang, kemudian putar tusuk gigi keluar, maka otomatis daging gonggong akan ikut tertarik keluar. Terus ada bagian yang keras dan tajam di ekornya, ini jangan dimakan, bisa melukai lidah maupun gusi.
Lanjut ...

Sunday, September 07, 2008

Buka Bareng Politeknik Batam

Buka puasa Politeknik Batam makin lama kualitasnya makin turun. Dah keabisan duit kali :) Dulu pertama kali diadakan di Turi Beach, Nongsa. Acara buka puasa Politeknik memang konsepnya bersenang-senang bersama-sama, agar keakraban antar staf bisa lebih terjalin kuat. Tidak ada tujuan untuk meningkatkan keimanan. Tidak ada acara formal memang, yang diatur oleh MC. Tidak ada baca quran dulu, tidak ada kultum. Tapi sholat trawih bareng ada ding, waktu di Turi Beach Resort.

Tahun berikutnya diadakan di Harris Resort. Makan-makan di pinggir kolam renang. Tahun kemaren pada rame-rame ke Batam View. Aku ngga ikut, soalnya udah mudik. Nah tahun ini, diadakan di kampus saja :( sekalian rapat pleno, persiapan surveillance ISO 9001:2000. Garink deh pokoknya, kriuk-kriuk.



Setelah rapat, langsung masuk ke barisan awal, antri buat makan. Loh, kok makanannya masih ditutupin plastik? Wah, kita disuruh makan ta'jil dulu. Ok deh, kita ikuti aturan maennya. Menu ta'jil seperti biasa, kolak isi pisang, ubi, sama waluh. Kurang manis, mungkin supaya tidak neg. Setelah kolak abis, datang lagi ke meja makanan. Loh, kok plastiknya masih belum dibuka?

"Maghrib dulu woi!", seru pak iman dari kejauhan.

Sori, kebiasaan selalu makan kenyang dulu, baru sholat maghrib :) Ambil aqua gelas, baru berangkat ke musholla. Ketika lewat meja prasmanan, ternyata pelayannya sudah membuka plastik-plastik penutup makanan. Rupanya beliau sadar, masih banyak terdapat orang-orang yang kurang beriman yang mendahulukan kepentingan duniawi dibanding akhirat.

Ok deh, langsung kuambil piring, dan nasi sebagai lauk. Sementara, lauk sebagai nasi (ini berlaku untuk kuantitas). Berhubung udah lapar, aku lupa foto-foto. Foto-fotonya telat, ketika sudah agak habis, baru sempat foto-foto. Yang paling enak adalah yang kufoto di bawah ini.


Nama menunya agak gak jelas. Waktu aku tanya ke pelayanannya, dia bilang ikan pagini. Something like that lah.

"Ini ikan apa pak?"
"ikan kakap"
"kok keliatannya ada aroma-aroma diasap?"
"ya betul. ikannya kita panggang dulu, baru kemudian kita tumis"

Dan memang rasanya enak. Dagingnya jadi agak keras, tidak terlalu lembut. Bumbu tumisnya keliatannya mirip dengan bumbu mangut. Ada santan kental, ada cabe hijau, ada sere. Namun nasibnya sama seperti bandeng asap sidoarjo, kulit ikannya jadi alot, gak bisa dimakan. Sayangnya aku lupa tanya ini katering dari mana. Jadi tidak bisa mengulangi makan ikan ini lagi deh. Habis makan, baru kita sholat maghrib.

Balik dari musholla, saatnya ronde kedua. Ada sup kacang merah ditambah dengan tetelan daging. Sehingga kaldunya memang asli kaldu daging, rasanya lebih enak. Dulu sering sekali dibuatin sop kacang merah sama ibu. Baru buka puasa ini, bisa makan sup kacang merah lagi.

Satu lagi yang enak adalah dadar jagung. Ini dadar jagung beneran, sama seperti yang di rumah, ketika dibikinin ibuku. Jagungnya banyak, dan ada udangnya. Biasanya dadar jagung yang dijual-jual di warung, lebih banyak tepungnya dibanding jagungnya, dan sering minus udang.

Kemudian ada opor juga. Lumayan, bisa mengobati kerinduan makan opor lebaran nanti.
Lanjut ...

Tuesday, September 02, 2008

Bandoeng Resto, My Mart Batam

Hari kedua puasa, sudah langsung ngadain acara Buka Bareng. Memang staf teknik elektro paling kompak !

Pilihan lokasi buka puasa jatuh di Resto Bandoeng. Ini warung baru, sekitar bulan april kali bukanya. Letaknya di My Mart, Batam Center. Berangkat rame-rame sekitar jam 5, sambil ngabuburit, jalan-jalan di My Mart dulu. My Mart adalah glodok-nya jakarta. Tapi jangan dibayangkan seperti glodok beneran, yang luas dan berlantai-lantai. Kesamaannya adalah lokasi pusat penjualan komputer. Jadi kalo mau cari-cari vga card, sound card, memori, jalan aja ke my mart. Mal ini tidak terlalu luas. Keliling sebentar, lho, kok udah selesai. Terpaksa tongkrong langsung di Resto Bandoeng.

sori tri, fotonya di-blur, biar tidak mengganggu privacy anda hehe


Dari nama warungnya sudah keliatan bahwa menu-menunya memang sunda punya, dan ada juga chinese food. Beruntung ada ta'jil dan paket buka puasa, jadi gak usah capek-capek milih menu. Satu paket untuk 4 orang. Yang hadir diperkirakan 12 orang. Supaya bervariasi, kami pilih 3 macam paket, tentu saja dengan menu yang berbeda-beda.

Mulai dari yang paling dekat, adalah siomay. Siomay ini sebenarnya tidak masuk dalam paket. Namun tidak afdol kalo ke warung yang ada embel-embel bandungnya, tapi tidak merasakan makanan khas bandung ini. Kemudian atasnya adalah tahu dan tempe bacem. Atas kiri adalah sate ayam. Terselip menu masakan cina fuyung hai di gambar sebelah kiri. Yang di tengah adalah gurame goreng, dengan pasangan sambalnya ... hmm ... membayangkan rasanya sudah bikin ngiler.

Di belakang gurame adalah ayam goreng. Lalu mangkok yang berjejer, itu adalah sayur asem. Dan tak lupa dua bakul nasi putih nun jauh di sana. Begitu TV menyuarakan suara bedug, langsung kami melepaskan semua hawa nafsu dari sarangnya :) Air putih dulu. Setelah itu, kolak. Kolaknya cukup enak, walaupun kurang manis menurutku. Isinya ubi, pisang dan labu. Dimakan separo dulu, biar tidak kekenyangan. Ingat, masih banyak menu lain yang belum dicicipi.


Menu kedua adalah siomay. Bumbunya yang banyak keliatannya menjanjikan. Obrak-abrik dulu cari siomay-nya. Soalnya selain siomay, ada telur rebus, kubis, tahu, kentang. Ah, dapat. Hap, ternyata pedes, walaupun enak juga. Namun rasa pedesnya terlalu mendominasi lidahku. Walaupun si tina ok ok aja tuh. Jadilah siomaynya diabisin tina.


Keliatannya sate yang manis dapat menghilangkan rasa pedas deh. Setusuk sate langsung terbang ke mulut. Menoleh ke kanan, pak iman kok keliatannya menikmati lontong kari pesanan pribadi. Cari-cari sendok bersih, kemudian nimbrung ikut nyicipin kari. Surprisingly, rasanya sama seperti kari india yang dijual di warung-warung di singapore. Mulanya aku berharap rasa kari khas jawa. Isi karinya adalah ayam, telur dan lontong tentu saja.

Minum air putih dulu untuk mencuci lidah, soalnya kari-nya terlalu spicy. Habis itu, nyoba fuyung hai. Fuyunghai terbuat dari telor dadar, dicampur tepung, kemudian isinya terserah, umumnya wortel dicacah, ayam, udang. Kemudian disiram dengan saus asam manis. Rasanya cukup enak, lebih enak dari fuyunghai di Bakso Lapangan Tembok lah.


Tempe bacemnya bikin ngiler! Foto yang paling kusukai. Tempe hangat, dan minyak gorengnya yang mengkilap. Ngliat fotonya harus di-zoom. Habis icip-icip, saatnya makan. Menu utama tentu saja gurame goreng. Kalo gurame, aku lebih suka yang goreng. Kalo ikan bakar, lebih suka ikan laut. Ambil nasinya dulu, kemudian cowel bagian punggung gurame-nya. Kasih sedikit sambal, dimakan bareng nasi. Hmmm ... enak. Sekarang semua warung memang sudah bisa mengolah gurame dengan mudahnya. Kalo gurame yang ini, gorengnya ada tepung sedikit, mungkin supaya agak renyah.


Setelah agak kenyang, kita maghrib dulu. Ronde kedua dimulai setelah maghrib. Gurame bakar tentu saja tetap wajib dicobain. Hihihi, guramenya agak gosong. Jadi rasanya manis campur pahit. Ada juga cumi saus kecap. Dan memasaknya pas, cuminya benar-benar empuk, tidak alot. Namun dari kelembutan cumi ini, jadi nyadar bahwa memang cumi banyak kolesterolnya.


Sebagai penutup, ngemil-ngemil karedok. Makanan khas sunda yang terdiri dari sayur mentah, terutama kacang panjang. Bumbu karedoknya sangat generous. Jadi bukan sayur, dikasih sambal kacang, tapi sambal kacang dikasih sayur. Rasa yang mendominasi adalah rasa kacang dan manis.

Untuk pencuci mulut, masih tersisa soto bandung. Yah, daripada gak ada yang makan, karena kekenyangan semua, kuhabisin soto bandungnya. Soto bandung kuahnya tanpa santan, tidak seperti soto medan atau soto betawi. Jadi lebih segar. Menggunakan daging sapi yang dipotong dadu. Yang khas adalah adanya lobak, dan kacang kedelai. Kacang kedelai ini juga yang sering dipakai di makanan khas bandung lainnya, bubur ayam.


NB:

Sebelumnya pernah ke Resto Bandung juga. Pesen Sop buntut dan bandrek. Sop buntutnya cukup enak, walau agak terlalu manis. Bandreknya ternyata dikasih susu kental. Jadi bikin sakit perut.


Lanjut ...