Sunday, November 19, 2006

Perjalanan Ke Malaysia (bagian II)

Habis sholat, jalan kaki ke terminal. Tiba-tiba terlihat bis Causeway Link hampir berangkat, wah langsung lari-lari biar gak ketinggalan. Tukar uang receh dahulu di terminal, karena bis hanya menerima uang pas. Lalu naik bis, masukin 4,8 dollar, dapet 2 tiket. Bisnya udah penuh, karena hampir berangkat. Jadinya dudukku dan didi terpisah. Jam 9:30 bisnya berangkat.

Tidur lagi, gak memperhatikan jalan. Bangun ketika dah nyampe Woodlands Checkpoint, tempat pemeriksaan imigrasi Singapore sebelum masuk Malaysia. Di Woodlands, kami turun dari bis, kemudian jalan cepat, naik ke lantai 2, kemudian antri di imigrasi. Setelah selesai di-stempel, turun lagi ke lantai 1, lalu naik ke bis yang sama. Bis kemudian brangkat lagi memasuki jembatan yang menghubungkan antara Johor dan Singapore. Di Johor, kita turun bis, naik ke lantai 2, isi formulir kunjungan. Ini yang bikin lama, ada orang afrika dan orang bangladesh yang minjem bolpoinku. Sebelumnya ketar-ketir gak boleh masuk malaysia. Soalnya di koran Batam Pos beberapa sebelumnya ada berita bahwa paspor Indonesia 24 halaman tidak boleh masuk Malaysia, kecuali TKI. Padahal pasporku 24 halaman.

Jadi untuk jaga-jaga, aku antri dulu di depan Didi, kalo misalnya ditolak, bakal kelihatan oleh Didi. Tapi ternyata lancar-lancar saja, korannya bohong :). Akhirnya aku melangkahkan kaki di Malaysia. Gara-gara antri lama, maka aku ditinggal bis yang sebelumnya kutumpangi.Terpaksa nunggu bis berikutnya. Lama ... aku nunggu sambil makan roti sosis dan roti srikaya. Minum aqua. Akhirnya bis-nya datang. Eh di bis ternyata bareng orang afrika yang minjem bolpoin tadi. Kami naik bis sampai terminal antar kotanya Johor, yaitu Larkin. Di terminal, ramai banget.

Banyak calo-calonya, padahal sudah jam 11 malam. Aku ke toilet dulu, toiletnya mbayar, sama seperti di Indonesia :) Trus keliling-keliling terminal cara nomor prabayar, soalnya Didi mau nelpon Diana. Sayangnya tidak ada yang jual nomor telepon prabayar. Setelah itu ke calo, cari bis yang menuju KL. Ditawari 35 ringgit per orang, dengan menggunakan bis Damai. Di bisnya ternyata kita diminta 40 ringgit. Didi marah2, gak jadi ... gak jadi ... Kernetnya ngalah, kita dikasih harga 35 ringgit. Bis Malaysia rata-rata hanya 3 bangku bersisian, 2 di kanan, satu di kiri. Kursinya besar-besar. Kita dapat tempat paling belakang. Dan tumben, aku tidak mabuk, padahal duduk di belakang, mungkin karena bisnya bagus.

Nunggu bentar, kemudian berangkatlah bisnya menuju KL. Aku langsung tidur. Bangun ketika bisnya parkir di tempat makan, sekitar jam 1 pagi. Kami turun aja. Di restoran, ternyata ada yang jual prabayar DiGi. Didi nelpon di luar, aku balik ke bis tidur lagi. Bangun-bangun sudah sampai di KL, daerah Puduraya. Katanya sih terminal, tapi kok tidak berwujud terminal. Hanya jalan besar, namun di sisi-sisinya banyak agen-agen tiket, dan banyak bis bersliweran.

Turun dari bis, kami menyusuri jalan pudu, sampai ke daerah masjid jamek. Celingukan, manaa masjidnya, pengennya tidur di masjid. Karena gak ketemu, kami tongkrong di terminal LRT, semacam MRT kalo di singapore, sampe subuh. Dari azan subuh ketahuan lokasi masjidnya, ternyata di seberang jalan dari terminal LRT. Payah ... gelap sih. Kita kemudian sholat subuh ke masjid jamek.

Habis sholat, naik LRT ke KLCC. Tiket sekitar 1 sampai 2 ringgit. LRT-nya lebih jelek dari MRT. Di KLCC, masuk ke Suria KLCC, toko-toko masih pada tutup. Muter-muter di sana, ketemu jalan menuju Skybridge 2 tower. Ternyata di sana sudah ada yang antri. Baca papan petunjuknya, lift dibuka jam 7:30, padahal aku nyampe sana jam 6-an gitu. Terus kita keluar, mengamati 2 tower dari luar. Suasana masih sepi, soalnya masih pagi sekali.

No comments: