Wednesday, May 21, 2008

Ayam Goreng Prambanan, Malang

Yang tidak boleh dilewatkan ketika di Malang adalah Ayam Goreng Prambanan. Menurutku ayam disini enak sekali, tapi setiap kali datang, warungnya selalu sepi. Atau jam kedatanganku yang tidak pas ?

Sejak SD, aku sudah merasakan ayam goreng ini. Ketika mulai buka warung di parkiran Sarinah. Justru waktu masih di sarinah ini, ramai sekali. Kursi dan meja diletakkan di teras, beratapkan langit. Namun kami sekeluarga jarang-jarang makan di tempat, lebih sering kami bungkus, untuk dimakan di rumah. Irit nasi. Maklum, jaman dulu jaman susah.

Kalau udah di rumah, aku, adikku sama kakak ketiga rebutan bagian dada. Sayap selalu buat kakak pertama, oleh karena itu dia yang paling sering terbang kemana-mana. Mulai kuliah di australia, kerja ditraining di amerika, meksiko, cina, austria dll. Ternyata apa yang kita makan, berpengaruh terhadap masa depan kita, "You are what you eat" (apa hubungannya coba? :)) Kakak kedua biasanya gending/paha. Ayahku lebih memilih kepala sama brutu. Brutu ini tidak ada yang mau mengambil sama sekali. Soalnya sudah ditakut-takuti, anak kecil tidak boleh makan brutu. Ibu berbagi dengan ayah, ambil gending/paha.

Sambalnya tidak ada perubahan rasa sama sekali. Sama persis seperti ketika aku masih kecil. Rasanya didominasi tomat yang agak asam. Kemudian kita campur dengan kecap. Kecapnya pun spesial. Puter-puter di supermarket di seluruh dunia, tidak bakal ketemu kecap yang rasanya sama.

Walaupun penampilan ayamnya keliatan biasa-biasa aja, namun rasanya selangit. Tidak ada duanya. Berbeda dengan ayam goreng suharti yang ayamnya agak prothol (dagingnya sudah lepas dengan tulangnya saking empuknya), berbeda dengan KFC yang ayamnya lembut (broiler). Leker, agak asin, dan gurih. Makannya sama nasi, dan dioleskan ke sambel campur kecap. Dagingnya keset, kenyal, khas ayam kampung. Juara, kalau istilahnya bondan winarno, dibanding ayam goreng-ayam goreng yang lain. Lanjut ...

Soto Ayam Lamongan, Malang

Saat acara nikahannya anung, aku gak makan, soalnya sudah kenyang makan pecel paginya. Padahal menunya keliatannya enak-enak. Pernikahannya sederhana, dimulai dengan ijab kabul di masjid. Sebelumnya ada khotbah dulu. Terus ijab.

"Saya nikahkan .... binti ... dengan mas kawin seperangkat perhiasan emas putih tunai."
(sempet melamun ... trus gragap, kaget)
"Saya terima nikahnya ... binti ... dengan mas kawin satu set perhiasan emas putih tunai."

Mas kawin memang harus semahal mungkin, itu akan lebih menghargai ceweknya :) bener gak ?
Seperangkat alat sholat kan pasti udah pada punya ? Ketauan pelit kalo mas kawinnya cuma seperangkat alat sholat hehe. Mas kawinnya Hidayat Nurwahid juga emas, bahkan disebutkan juga beratnya. Lupa beratnya, tapi kalo dihitung-hitung harganya sekitar 18 jt (sori kalo salah). Habis ijab, trus sholawat, salam-salaman, selesai deh.

Rame-rame pindah ke gedung sebelah, sudah disediakan makanan di sana. Sebelumnya dicegat dulu sama buku tamu dan kotak sumbangan hehe. Sori nung, aku tidak mengisi kotak sumbangan, engkok ae, diganti tabung gas dan kompor. Tabung gas sekarang mahal loh. Heran dengan kebijakan pemerintah. Mewajibkan orang-orang ganti dari minyak tanah ke gas, tapi tabung gas malah langka. Bukan salah kebijakan sih, tapi memang salah para spekulan yang menimbun tabung memanfaatkan kebijakan tersebut. Semestinya pemerintah menimbun tabung duluan sebelum mengeluarkan kebijakan.

Salam-salaman lagi, trus ambil air putih, duduk. Yang datang tua-tua semua. Kesulitan ngobrol deh. Jadi patung yang manis (sori, bukannya narsis, tapi emang manis). Untung ada kakaknya anung datang menemani. Cerita-cerita tentang enaknya kerja di australia pada saat musim panas. Karena pakaian gadis-gadis australia minim-minim hihi. Cerita juga tentang gubernur di australia yang kemana-mana naik taksi atau trem. Tidak seperti di indonesia yang selalu ribut dengan nguing-nguing vooreijder.

Jam 11-an, pamit pulang. Enak juga sebenarnya resepsi yang tidak rame. Berapa orang ya ? Paling sekitar 100 - 200 an orang. Cepet, tidak capek. Sehingga malemnya bisa menunaikan tugas dengan baik, yakni membelah duren :P Kenapa ya kok istilahnya membelah duren ? Kata orang sih karena awalnya susah, tapi setelah terbuka, baru enak. Hmm, berarti memerawani cewek susah ternyata. Tapi kalau duriannya udah mateng, gampang loh bukanya (maxud loe ?)

Pulang mau nerusin tidur yang tertunda karena bangun pagi-pagi, malah tidak jadi ngantuk. Dan karena tidak makan di walimah-an tadi, jadi lapar siangnya. Kalau begitu, saatnya makan soto lamongan. Bau soto lamongan sangat khas. Kalau kita melintas di depan warungnya, pasti langsung tercium bau enak. Dulu, kalau keluar berdua sama bapak, suka mampir ke sini. Porsinya dikit, jadi di rumah masih bisa makan juga, tidak dimarahi ibu :)

Sebenarnya di depan warung ada yang jualan sate ayam. Tapi seumur-umur gak pernah nyobain. Padahal mestinya enak ya, lah wong bisa bertahan berpuluh-puluh tahun di sana. Masalahnya kalo udah masuk ke warungnya, jadi lupa. Ingatnya cuma soto.

Suasana warung sotonya benar-benar tidak berubah. Entah karena ingin menjaga pengalaman pelanggan, atau memang pada tidak kreatif, tidak mau menyewa interior designer. Suasananya masih suasana jaman dulu, jaman waktu aku masih kecil. Meja dan kursinya jadul. Temboknya menghitam bekas asap. Wastafel masih di belakang, tersembunyi. Demikian juga dengan toilet.

Pesenanku standar, soto sama jeruk nipis. Baunya, benar-benar enak. Menggunakan taburan bawang putih goreng, bukan bawang merah goreng. Kuahnya bening. Katanya temenku, soto lamongan ini menggunakan bandeng pada kuahnya, sehingga rasanya lebih enak. Selain itu ada tambahan bihun. Kemudian ayam diiris-iris. Slurpp, rasanya masih tetep sama. Nostalgia ... sukses. Lanjut ...

Pecel Madiun, Malang

Hari ini adalah hari pernikahan anung. Karena acaranya jam 9, maka pagi-pagi sudah bangun. Dinginnya pagi di kota malang membuatku merebus air dulu buat mandi. Rencana berangkat bareng andy. Berhubung masih jam 7, aku dan kakakku cari sarapan di sekitar pasar dinoyo. Langganan kakakku adalah pecel madiun.

Masuk ke dalam, langsung disediakan menu yang komplit. Bener-bener menarik perhatian. Indonesia memang kaya kuliner. Dan beruntunglah saya yang memiliki lidah adaptable, dapat mensyukuri nikmat makanan yang disediakan oleh Tuhan, semuanya enak :)

Ada beberapa orang yang tidak suka makanan padang, terlalu spicy. Ada beberapa orang yang tidak suka pizza, terlalu asin. Ada beberapa orang yang tidak suka gudeg, terlalu manis. Ada beberapa orang yang tidak suka pare, terlalu pahit. Selera orang memang berbeda-beda sih. Tapi kuanjurkan mencoba makanan-makanan tersebut. Cari tahu apa yang membuat orang lain begitu suka makanan tersebut. Maka kita akan makin bersyukur kepada Tuhan, karena telah diberi kenikmatan baru. Pare sebelumnya aku tidak suka, sekarang mulai suka. Soalnya di pujasera mitra raya, ada warung yang bisa mengolah pare dengan baik. Rasanya pahit-pahit segar. Kenikmatan baru deh pokoknya :) Sama seperti berhubungan dengan orang lain. Sebegitu menyebalkannya orang lain, cari sisi positif yang menyenangkan, sehingga hubungan kita dengan orang tersebut menjadi lebih baik. Dan jatuh-jatuhnya kita sendiri yang bahagia.


Pilih punya pilih, aku memilih tempe kacang dan dadar jagung. Tempe kacang ini hanya ada di malang, kangeeennn banget sama rasanya. Dulu waktu masih tinggal di malang, sama ibuku sering sekali digoreng-in tempe kacang. Tempe kacang berbeda dengan tempe biasa. Bahan bakunya kacang, bukan kedelai. Rasanya memang beda, susah njelasinnya. Nasinya masih mengepul hangat, sayuran yang masih segar, disiram kuah pecel, dinikmati di pagi hari di kota malang yang dingin, woho, enak banget. Lanjut ...

Tuesday, May 20, 2008

Sate Kambing Bang Saleh, Malang

Habis makan rawon, mampir ke pasar besar. Di pasar besar malang sekarang ada pusat komputernya. Tepatnya di lantai paling atas. Mo dibikin kaya mangga dua kali. Keliling punya keliling, loh kok kecil. Paling-paling cuma 20 toko. Rencananya pengen beli memory buat notebook-ku. Setelah tanya-tanya, dapat memori yang paling murah. DDR2 PC5300 SODIMM 1 GB = Rp. 210.000,00. Merk-nya Elixir. Pada gak ada yang tahu kan ? Pengen tukar tambah, memory Hynix 512 GB-ku dihargai Rp. 50.000,00.

Ok, pulang dulu. Browsing-browsing, dapat Elixir. Ternyata produksi taiwan, dan dia punya fabrikasi sendiri. Tidak seperti visipro yang mengais-ngais wafer afkiran dari pabrik-pabrik IC. Boleh dicoba berarti. Malamnya, berangkat lagi, cari makan malam. Tujuannya sudah pasti, yaitu Sate Kambing Bang Saleh, di daerah kauman. Kauman adalah kampung orang arab. Kauman, di tiap kota, umumnya selalu berdampingan dengan Pecinan (kampung orang cina). Gak tau kenapa.


Warungnya standar. Halaman depan dipakai untuk bakar sate. Pesanan kami juga standar, yaitu sate gule. Satenya ada versi dengan gajih, ada yang tanpa gajih. Kami pilih tanpa gajih. Minumnya jeruk anget. Sebenarnya ada juga pilihan nasi briyani. Kalo nasi briyani versi orang arab, selalu lebih enak dibanding nasi briyani orang india di singapore. Tapi berhubung sudah terlalu banyak menu kambing dan santan, kita pilih nasi putih saja. Takut darah tinggi.

Inilah dia, sate kambingnya. Disertai dengan bumbu satenya, berupa kacang dihaluskan, sedikit minyak goreng, dan dituangi kecap. Untung kacangnya sedikit, karena memang aku lebih suka pake bumbu kecap saja. Kemudian ada bawang merah mentah, untuk melawan kolesterol, dan irisan jeruk nipis, apabila ingin bumbunya terasa agak segar. Tentu saja ada rajangan cabe rawit, bagi penggemar pedas.

Tidak sabar, kuambil setusuk sate, dan langsung kumakan. Bahkan tanpa dioleskan ke bumbu sate pun, sudah terasa enak. Dagingnya empuk, tapi masih kenyal khas kambing. Rasanya benar-benar rasa daging, sedikit manis. Tidak ada bau 'prengus' kambing. Sempurna. Tidak ada kata-kata lain yang bisa menggambarkan enaknya sate kambing ini.

Gulenya juga enak. Konsep makannya seperti biasa. Nasi putih direndam dalam kuah gule, kemudian suapkan sendok di tangan kanan yang berisi nasi beserta kuah, disusul dengan tangan kiri yang memegang tusuk sate. Nyam nyam nyam. Gule kambing merupakan masakan berkuah santan yang ditambah bumbu-bumbu khusus. Kemudian cemplungkan semua isi perut kambing, maupun tulang-tulangnya ke kuah santan. Aduk dan ungkep selama beberapa jam, sampai semuanya empuk dan leker. Memang isi gule kambing mengerikan. Ada usus, hati, paru, limpa, babat, apapun lah.

Setelah kenyang, pulangnya membungkus martabak totoroso. Warungnya bersebelahan dengan pembakar satenya. Jadi letaknya di depan. Martabak ini menggunakan daging kambing sebagai bahan utama. Aku pesen yang spesial, siapa tahu dagingnya dikasih lebih banyak.

Sebelum pulang ke rumah, balik lagi ke pasar besar. Langsung transaksi. Ternyata penjualnya tidak punya stok lagi untuk memori. Woo, gimana sih ? niat jualan ngga ? Namun kemudian dikasih alamat pusat penjualannya. Loh, ternyata toko utamanya ada di sumbersari, deket rumahku. Yang di pasar besar hanya cabang.

Nyampe sumbersari, langsung beli 2 biji memory 1 GB merk Elixir. Namanya juga eksperimen. Siapa tahu memori ini bagus. Di rumah, kuambil notebookku. Buka bagian belakangnya. Cabut 2 keping memori Hynix 512 MB. Tancepin masing-masing Elixir ke slot memori. Aku beli sepasang, supaya bisa memanfaatkan kemampuan dual channel-nya intel, sehingga performance memorinya meningkat.


Ok, nyalakan laptopnya. Sambil membuka bungkusan martabak, kuamati hasil CPUZ-nya. Merk-nya benar, Nanya Technology, si pembuat Elixir. Kemudian dual channel. Hore, notebook-ku sekarang 2 GB. Syukuran pake martabak. Hap, hmmm, enak. Yang bisa menyaingi martabak totoroso kota malang, sampai saat ini hanya martabak kubang di kota padang. Kalau daging di martabak kubang adalah daging sapi yang diiris kecil-kecil. Maka totoroso menggunakan daging kambing yang dicacah, kemudian disangrai pake bumbu gule. Hasilnya sama. Sama-sama enak :) Lanjut ...

Rawon Brintik, Malang

Hari rabu besok, anung mau menikah. So, aku pulang ke malang. Seperti biasa, aku selalu menunda-nunda pembelian tiket. Dan hasilnya, dapat tiket mahal. Pengennya beli tiket yang langsung batam-surabaya. Tapi ternyata dapatnya transit lewat cengkareng. Ya udah gak papa, lumayan, ganti pemandangan. Siapa tahu, setelah transit, penumpangnya ganti jadi lebih cantik :) Tapi resiko kecelakaan lebih tinggi, karena melakukan 2 kali pendaratan. Seperti yang kita ketahui, persentase kecelakaan pesawat paling besar adalah ketika melakukan pendaratan.

Nyampe di surabaya sudah malam, jam 7-an. Kemudian cari calo travel di sekitar pintu keluar kedatangan. Setelah tawar-menawar, dapat harga Rp. 70.000,00. Mampir dulu ke rotiboy buat pengganjal perut dan oleh-oleh, lalu naik APV. Umumnya travel-travel surabaya-malang menggunakan APV. Ada juga yang menggunakan avanza. Total 4 penumpang bersamaku. Aku, andy, penumpang cewek tujuan Batu, sama seorang tentara, yang tinggal di daerah ksatriaan.

Jalur travelnya tidak seperti yang biasa kulalui. Dia tidak lewat tol, kemudian keluar porong. Tapi lewat jalur non tol. Karena besok selasa tanggal merah, banyak sekali kendaraan yang keluar surabaya menuju selatan, akibatnya jalanan macet parah. Entah di daerah mana, karena suasana gelap, tiba-tiba APV-nya belok ke jalan kecil. Masuk ke kampung-kampung. Banyak sekali orang-orang yang mengacungkan kotak meminta sumbangan dengan emosi, setengah memaksa. Aku heran, ada apa ini. Ternyata setelah beberapa waktu, tampaklah asap putih, beserta lampu-lampu yang terang menyorot ke satu titik. Wuih, sudah nyampe ke lumpur lapindo.

Makin lama makin dekat. Di remang-remang kegelapan, tampaklah reruntuhan rumah-rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Sedangkan penduduk yang bertahan, membuat kamp pengungsian di sekitar tanggul lapindo. Kasihan. Kekejaman PT Lapindo Brantas ternyata tidak hanya menghilangkan rumah, tempat pulang kampung, kenangan bersama keluarga. Namun juga menghancurkan mental penduduk sana. Mereka menjadi pemarah, tidak punya tujuan hidup lagi, kehilangan motivasi bekerja, menjadi peminta-minta. Uang 10 rb, 20 rb, 50 rb yang kita kasihkan, pasti habis untuk makan. Perlu psikolog dan bantuan modal dari lapindo untuk membuat mereka pindah dan menempuh hidup baru.

Setelah melewati lumpur lapindo, tiba-tiba mobil njedul (muncul) ke jalan biasa, setelah gerbang tol gempol. Sang sopir mulai menambah kecepatan. Hihihi, ngeerii. Padahal jalanan hujan. Sempet hampir menyambar pengendara sepeda motor. Menjelang kota malang, kecepatannya turun. Kita ke daerah tentara dulu, ksatriaan. Untuk masuk kompleks militer, lampu depan harus dimatikan, lampu dalam mobil harus dinyalakan serta jendela dibuka. Protap untuk mobil asing.

Setelah itu ke tlogomas, tempat tinggalku di malang. APV-nya akan terus ke sengkaling, tempet andy, dan bablas ke batu. Keluar dari mobil, langsung disambut udara dingin menyegarkan kota malang. Gak berani mandi. Sholat trus tidur. Besok paginya, dikasih kartu axis sama kakakku. 6000-an bo', bisa buat internet, 3G lagi, 384 kbps (coba buat donlot, sekitar 30 - 35 KB/s). Petunjuk setting ada di http://raberba.blogspot.com. Pagi-pagi dingin, dibeliin pecel hangat sama dibuatin teh panas, trus internetan. Hidup yang nyaman ... (alhamdulillah)

Siangnya, rencana mau makan rawon brintik. Lokasinya ada di daerah sma 3 malang. Lupa nama jalannya. Belakang rumah sakit saiful anwar. Dulu diajak ortuku makan di sini. Enak. Sekarang ingin mengulangi lagi. Warungnya kecil, sederhana. Masuk ke sana, tiap meja sudah tersedia lauk pauknya.

Kita tinggal pesen, ingin rawon atau nasi rames. Lauk pauknya macem-macem, ada babat, usus, empal, tempe dan mendol. Mendol, makanan khas jawa. Terbuat dari tempe yang hampir busuk, dihancurkan, dicampur dengan bumbu (bawang putih, lombok, garam diulek), dikepal pake kepalan tangan, kemudian digoreng. Karena terbuat dari tempe busuk, di lidah jadi terasa aneh memang hehehe. Baunya juga aneh. Tapi banyak orang suka, termasuk aku. Hayo, di foto di atas, mana mendolnya ? (hint: lauk yang berbentuk kepalan tangan)


Menu utamanya adalah rawon. Makanan khas jawa timur yang mirip seperti soto. Masakan berkuah non santan, dan berisi daging sapi yang diiris kotak-kotak. Hanya saja tidak ada sayurannya. Bumbu yang paling penting adalah kluwak, yang memberi aroma, rasa khusus dan warna hitam. Orang-orang batam yang tidak mengenal rawon, selalu protes dengan warna hitamnya. Makanan apa tuh ? hitam, tidak menarik.

Satu sendok, hmm, tidak terlalu enak. Ada apa ini ? Apakah ekspetasiku berlebihan ? Atau seleraku sudah berubah ? Setelah kuamati, potongan dagingnya kelihatan baru, irisannya terburu-buru. Wah pasti ini sudah sisa-sisa. Karena aku nyampe sana jam 2 siang sih. Kuahnya sudah bukan bikinan original dari awal, sudah ditambal sulam supaya tidak habis. Jadi kuah original, sudah ditambahi air lagi, ditambahi garam lagi. Rasanya jadi tidak pas. Sayang sekali, seharusnya aku datang pagi-pagi. Saran bagi yang ingin merasakan rawon brintik, datanglah lebih awal. Lanjut ...

Sunday, May 04, 2008

Bandeng Laut, Batam

Malam ini makan ke nagoya hill lagi. Kenapa ya kok ke sini lagi ? Aku udah lupa ada urusan apa. Yang jelas, nyampe nagoya hill, kita parkir di luar sebelah barat. Ini lokasi parkir paling jauh dengan pintu utama mal. Jadi kita lewat jalan kecil untuk masuk ke mal. Ternyata, pintu kecil ini tembus ke ujung food courtnya. Dan warung yang paling ujung, adalah Ria Resto. Ya sudah, diputuskan makan di sini.


Kami tertarik, karena ada foto makanan bandeng laut. Apaan sih bandeng laut itu ? Bukannya bandeng ada di air payau, gak ada yang di laut ?


Sambil menunggu pesanan, kami duduk-duduk dulu. Karena letaknya di ujung, kami bisa melihat keseluruhan food court. Kalau di foto, memang terlihat megah food court di sini. Dengan lampu warna-warni, atap yang tinggi, memberikan pengalaman bersantap yang baru.


Yang pertama kali datang adalah minuman. Aku pesen sekoteng. Dulu kalo pulang dari yogya, selalu bawa sekoteng instan. Sekoteng yang kupesan kali ini, juga mirip banget dengan sekoteng yang sering kubawa dari yogya, ketika aku masih smp/sma. Sekoteng adalah minuman berbahan baku jahe. Ditambah dengan gula, dan aksesoris lain, jadilah minuman sekoteng. Aksesorisnya bisa berupa kacang tanah disangrai, kolang kaling, agar-agar tipis, adonan tepung ketan yang dalamnya ada gula jawa, dll. Aku selalu suka minuman yang berbahan baku jahe.


Kemudian, datanglah bandeng laut. Supaya ada unsur sayurannya (ingat, 4 sehat 5 sempurna), maka andy pesen juga sayur asem. Bandeng lautnya kita pilih yang digoreng dan yang dibakar. Semuanya memiliki kesamaan, dibelah memanjang menjadi dua, mulai dari ekor sampai kepala. Duri di tengah sudah dihilangkan. Dan tidak ada duri sedikitpun di bagian lain. Hmm, mungkin ini kelebihan bandeng laut dibanding dengan bandeng biasa yang memiliki banyak duri.

Saatnya makan. Untuk yang dibakar, kulit bandengnya tidak bisa dimakan, terasa keras. Jadi kita ambil dagingnya saja. Oleskan ke sambal kecap, hap. Rasanya memang seperti bandeng. Jadi bolehlah disebut bandeng. Sambal kecapnya enak, mirip dengan sambal kecap milik bandeng asap sidoarjo. Ok deh, ada tambahan referensi tempat makan lagi bagi yang ingin merasakan bandeng, namun kesulitan dengan durinya. Lanjut ...

Saturday, May 03, 2008

Ayam Goreng Fatmawati, Batam

bSetelah kemaren gagal nonton Ironman, kita coba lagi hari sabtu siang. Dapat tiket jam setengah tiga. Sepi banget, soalnya bukan nomat (nonton hemat). Sabtu Minggu harganya 25 ribu, hari lainnya 15 ribu. Sebelum nonton, makan siang dulu di food court-nya nagoya hill. Kita pilih ayam goreng fatmawati.


Ayam goreng fatmawati konsepnya adalah masakan sunda. Walaupun kemudian ber-evolusi menambahkan beberapa menu dari daerah lain, seperti bandeng presto maupun cumi yang gak ada di sunda. Saya gak tau pusatnya dimana, yang jelas warung fatmawati ini banyak bertebaran di kota-kota besar di indonesia.


Tempat duduknya lumayan modern. Berbentuk lesehan, namun di bawah meja ada kolong. Sehingga bagi yang tidak suka lesehan, dapat tetap duduk. Kombinasi yang menyenangkan kedua belah pihak. Desain ini pertama kali kulihat di resto kediri, batam center, di ruang VIP-nya. Di resto kediri, diberi bantal tipis buat duduk, yang tidak kutemukan di fatmawati ini.

Lauk pauk dipilih sebelum kita duduk. Jadi ketika datang, langsung diarahkan ke tempat lauk pauk setengah matang yang berjajar di etelase kaca. Menu-menunya standar, mulai dari ayam goreng, gepuk, bandeng presto, tempe, tahu, dadar jagung, usus sampai dengan cumi. Kemudian lalapan yang memang khas sunda. Ada lalapan mentah, ada lalapan yang sudah direbus. Terserah kita, mau menjadi kambing atau ngga :D (just kidding)

Tapi aku memang suka sekali dengan penampilan fisik cewek sunda. Mereka cantik, langsing dan kulitnya selalu putih segar; mungkin karena sering makan lalapan, yang notabene sayuran menyehatkan, tidak berlemak.

Supaya bisa kolu (jawa: memakan) sayuran mentah ini, disediakan berbagai macam sambal. Ini juga keunggulan masakan sunda. Kalau konsep barat, 'sambal'-nya untuk lalapan (english: salad) paling cuma mayonaisse atau thousand island, yang sebenarnya kontradiktif, karena saus mereka itu dari lemak juga, tidak jadi sehat. Sedangkan sambal kita, tidak berlemak. Beberapa memang digoreng dulu pake minyak goreng, tapi jumlahnya sedikit. Ada sambal mangga, sambal terasi, sambal oncom, sambal kecap, dll. Semuanya kita ambil sedikit-sedikit.


Yang terbungkus daun pisang ini adalah pepes teri. Terinya bukan sembarang teri, tapi teri medan yang kecil-kecil dan mahal itu. Enak memang. Kemudian ada usus goreng, dadar jagung, cumi bakar dan bandeng presto. Walaupun nama warungnya adalah ayam goreng fatmawati, namun kami tidak ada yang memesan ayam goreng :) Bandeng prestonya juga boleh dicoba, rasanya pas. Kadang-kadang ada bandeng presto yang terlalu asin.

Habis makan, nonton Ironman. Ceritanya tentang pemilik pabrik senjata di amerika, yang berkunjung ke afganistan untuk mendemonstrasikan senjata terbarunya. Namun di afganistan, dia malah tertangkap oleh gerilyawan. Dari sana dia tahu ternyata senjata buatannya dibeli oleh gerilyawan afganistan untuk membunuhi tentara amerika. Dia kemudian membuat baju besi supaya bisa kabur.

Setelah berhasil kabur, ia kemudian memutuskan untuk menutup pabrik senjatanya, beralih ke usaha lain, walaupun tidak disetujui partnernya. Pengusaha ini kemudian mengembangkan baju besinya yang akan dia gunakan untuk kebaikan. Dia kembali lagi ke afganistan, membantu masyarakat di sana. Propaganda juga sih. Seolah-olah gerilyawan afganistan itu menyengsarakan masyarakat sekitarnya. Padahal gerilyawan sebenarnya berusaha mengusir tentara amerika dan sekutu yang melindungi jalur distribusi milik perusahaan pencuri minyak mentah (chevron, halliburton, exxon-mobil, HESS). Walaupun sebenarnya legal, tapi bagiku, perusahaan-perusahaan amerika yang tidak memberikan bagi-hasil memadai untuk negara indonesia, adalah pencuri. (padahal pengen juga kerja di oil company hehe)

Setelah nonton Ironman, pulangnya kita mampir ke masjid raya, mau ngicipin es cendol. Sekalian ashar dulu di sana, kemudian pesen rujak buah dan es cendol. Es cendol itu es dawet. Jadi ada dawetnya, yang terbuat dari tepung hungkwe. Warnanya selalu ijo. Belum pernah lihat es dawet yang warnanya selain ijo. Padahal tepung hungkwe buat bikin dawet, ada warna-warna yang lain loh. Dawetnya sudah bercampur dengan santan dan es, jadi sama mas penjualnya tinggal ditambahin dengan gula jawa cair. Gulanya sendiri juga sudah bercampur dengan nangka, sehingga aromanya makin nikmat. Setelah itu, gelas plastiknya dikasih tutup, kemudian dikocok-kocok, tidak diaduk. Mungkin mas penjualnya terinspirasi dengan film james bond, yang ketika pesan martini, selalu "shake, not stir".

Dan memang hasilnya enak. Bisa memuaskan rasa dahaga dan rasa lapar. Silahkan dicoba, es cendol ayu, didepan masjid raya. Lanjut ...

Friday, May 02, 2008

Ice Fountain, Batam

Pas rapat persiapan wisuda, kok tiba-tiba bu metta, bu nanik pada ngajakin nonton Iron Man. Film-nya memang masih fresh, baru kemarin muncul di studio 21. Jadilah pas rapat, kasak kusuk diskusi mo nonton jam berapa. Sumantri yang kebetulan mencuri dengar, langsung tanya,

"Iron Man itu apa ?"
"Robot juara KRCI 2002", jawabku asal.
"Tukang setrika", timpal andy.
"Mosok seh ?", sumantri antara setengah percaya dan gak percaya. Dia selalu tidak yakin menentukan apakah lawan bicaranya serius atau main-main.

Bu metta sama bu nanik terkikik-kikik geli di meja rapat.

Sayangnya, anung terlalu lama memimpin rapatnya, karena terlalu demokratis. Memberikan kesempatan pada semua orang untuk menyampaikan pendapatnya, walaupun pendapat yang sama diutarakan dengan bahasa yang berbeda. Jadilah rapat kelar pukul 6 sore. Terburu-buru, kami balik ke apartemen menaruh tas, anung parfum-an dulu, trus berangkat ke nagoya hill.

Nyampe di nagoya hill, langsung cek ke studio 21. Antriannya panjanggg ... Ternyata di batam bisa juga antri nonton bioskop, kirain hanya terjadi di BIP atau BSM. Cek dolo ke kasirnya, walah untuk jam 19:15 sudah habis. Jam 21:00 tinggal baris terdepan saja. Semua pada nyalahin anung, karena rapat terlalu lama dan parfum-an. Berarti besok aja nontonnya.

Keluar dari bioskop, ada warung ice cream. Rekomendasi heru sih katanya enak. Kita sebelumnya juga sering lewat situ, tapi berhubung cowok-cowok doank, rasanya kok garing ya makan ice cream di sana. Kebetulan sekarang bareng ibu-ibu, jadinya langsung mampir ke sana. Nama warungnya adalah Ice Fountain, cabang medan katanya. Kami maghrib dulu, tinggal pak daniel sama bu metta pacaran berdua di Ice Fountain :)

Abis sholat, balik ke Ice Fountain, langsung disodori menu. Menunya ada nomornya, jadi tidak mungkin terjadi kesalahan pesan karena salah pronounciation-nya (halah ... mengejanya aja udah susah). Secara menunya dalam bahasa inggris. Kalau tidak yakin bisa spell pesanan dengan benar, cukup sebutin nomornya saja.

Pesananku adalah Black Forest Ice Cream, seperti gambar di atas. Wuih, penampilannya benar-benar menjanjikan. Ceri merah yang menggemaskan, langsung ku-emplok. Asam, enak. Kusendok ice creamnya, hmmm ...., lembut di mulut, langsung lumer memenuhi lidah, dengan rasa coklat dan rasa manis. Selain ice cream coklat, juga terdapat coklat kental, trus ada rasa rum. Mirip seperti black forest memang, yang menggunakan rum.

Sendok demi sendok, kunikmati ice creamnya. Kukulum-kulum dulu biar rasa enaknya terasa lebih lama. Loh, kok habis ? Padahal keliatannya gelasnya besar loh. Kutengok dari atas, ternyata kaca gelasnya tebal. Trik penjual memang tidak ada habis-habisnya untuk meraih profit maksimum. Abis makan ice cream, mulut selalu lengket, untungnya warung ini cukup profesional dengan menyediakan air putih. Walaupun harus diminta dulu.

Kalau menunya anung ini, gak tau apa namanya. Ada vanilla, ada coklat yang dikasih coklat kental juga, dan yang spesial ada brownies coklatnya juga. Keliatannya enak. Kapan-kapan deh coba menu tersebut. Lanjut ...

Thursday, May 01, 2008

Soto Ayam Cak Sam, Batam

Hari ini benar2 melelahkan. Setelah begadang (tidur jam setengah lima pagi) menyaksikan kekalahan liverpool lawan chelsea di semifinal champions, jam 8 pagi sudah digedor-gedor diajakin maen futsal di Family Arena, Batam Center. Wuah, mata rasanya berat banget. Mandi dulu, biar keliatan keren dan gak bau kalo keringetan. Jangan ketawa ... liat aja pemain bola di TV-TV. Pada waktu memasuki lapangan, semuanya keren-keren, nampak segar abis mandi, rambut disisir rapi hehehe. Mereka adalah pemain profesional, orang yang ahli di bidangnya.

Kita kalau mau melakukan sesuatu, harus mengamati orang lain yang memang profesional di bidang tersebut. Kalau mau menyetir mobil, tiru gaya Colin McRae memegang setir, memegang kopling. Itu pasti teknik paling benar yang ada saat ini. Kalau mau membuat program komputer, lihat dulu gaya program2 open source yang populer. Maen golf, maen tenis, amati di TV seperti apa gerakan yang benar. Baca Quran, dengarkan dulu mp3 orang2 mesir/arab mengaji. Kalau kita melakukan segala sesuatu dengan benar, maka hasilnya akan maksimal, sesuai kemampuan kita.

Primbon pun sebenarnya merupakan hasil pemikiran orang2 jaman dulu, yang ilmunya tinggi, profesional di bidang klenik. Mereka menulis primbon berdasarkan probabilitas seringnya kemunculan suatu kejadian. Jadi itu merupakan hasil pengamatan terhadap kejadian alam (hukum alam). Hanya saja, aku masih belum terlalu percaya sih, karena makna-makna di primbon masih implisit dan ambigu, tidak pasti. Tidak dibuat jelas oleh penulisnya.

Nyampe lapangan futsal, ternyata pertandingan sudah berjalan. Langsung pemanasan dulu kita, biar gak sakit ototnya setelah maen futsal. Beberapa menit kemudian, langsung mengamati siapa yang kira-kira sudah kelelahan. Keliatannya pak daniel sudah capek, karena posisinya menjadi kiper. Biasanya kan orang2 menjadi kiper kalo sudah tidak kuat lari2. Setelah masuk lapangan, kupanggil fuliza lubis,

"Bis, kamu kiper".

Hehehe, yak, aku langsung menempati posisi striker. Posisi paling enak, bisa nendang sekeras-kerasnya. Dua gol awalku dianulir, pertama karena belum pake kostum tim. Baru 5 detik di depan, mau pake kostum, udah dapat bola. Ya langsung ku-gol-in donk. kedua karena bola sudah dipegang kiper. Padahal kiper yang kurang tangkas memegang bola, sehingga lepas, dan dapat kuserobot. Tapi tidak lama, gol-gol mulai berdatangan juga. Lumayan, pertandingan kali ini kembali hattrick walaupun maen hanya 20 menit. Kasihan yang lain, gak kebagian maen ntar. (halaah ... alasan, secara masih ngantuk gara2 begadang).

Habis futsal, cooling down dulu, sambil tongkrong-tongkrong minum pocari sweat. Trus cari sarapan, bubur ayam di BCM (batam centre mal) keliatannya pas, tidak terlalu berat. Nyampe sana, sudah habis. Terpaksa kembali lagi ke selera asal, mie yamin di mitra raya, batam center juga. Mie yamin yang sekarang, penjualnya ganti. Rasanya sudah tidak terlalu enak, makanya tidak kurekomendasikan di blog ini.

Pulang, tidur-tidur sebentar (benar-benar gaya hidup tidak sehat, habis olahraga kok tidur), trus siangnya keluar lagi, cari makan siang. Mau ke gramedia sekalian, cari komik terbaru. Nah, makannya di Soto Ayam Cak Sam, DC Mall.


Soto ayam ini gaya surabaya, dengan kuah bening (vs santan), dan ada tambahan koya (kelapa yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi seperti vetsin). Isinya ada kubis, cambah, bihun, prei, dan cuilan ayam. Enak memang, terasa segar, dan leker. Kuah soto/rawon/opor/sop buntut bisa leker karena diangetin trus selama berhari-hari. Jadi curiga, pasti ini kuah soto hari-hari sebelumnya.

Kalo makan soto surabaya, paling suka tambah dadar. Kegemaranku sejak kuliah dulu. Makan soto kan paling murah, tapi kok rasanya tidak bergizi, ayamnya cuma secuil. Ya udah, tambah dadar. Ternyata enak juga. Dadar yang lembut, dimakan bersama nasi dan kuah soto, benar-benar memberikan sensasi yang berbeda. Lanjut ...