Thursday, September 25, 2008

Mangut Lele, Cindelaras, Muntilan

Kakak ku yang tinggal di cikarang, kalo mudik ke yogya sekarang naik mobil. Soalnya jumlah keluarga sudah meningkat, mahal kalo naik kereta ato pesawat. Kebetulan pas lewat muntilan, pas sore hari. Mereka mampir dulu ke warung cindelaras. Cindelaras terkenal akan mangut lele-nya. Langsung bungkus 10 ekor lele. Memang kalo lagi puasa itu jadi rakus banget, dan merasa bisa menghabiskan berbakul-bakul nasi dengan beraneka ragam lauk. Begitu maghrib, makan kolak aja sudah kenyank :)



Sampai di rumah, mangut-mangut tersebut langsung dibuka, diletakkan di mangkuk pyrex, trus di microwave, biar anget lagi. Mangut merupakan makanan khas daerah jawa tengah. Masakan bersantan dengan bumbu-bumbu kunyit, kencur, bawang, brambang, lombok yang dihaluskan. Kadang-kadang ada yang ditambah dengan tomat, blimbing wuluh supaya lebih segar. Boleh juga ditambah irisan paprika/cabai merah/cabai hijau dan petai.

Akhirnya maghrib menjelang. Sirine yang mengaung-ngaung menandai saat maghrib. Ambil nasi hangat, siram dengan kuah santan mangut, sekalian dengan lele-nya. Lelenya digoreng terlebih dahulu, supaya kering/kenyal, tidak lembek. Trus harus lele lokal. Kalo lele dumbo tetap lembek juga dagingnya. Rasa mangut memang segar, dimakan bareng nasi hangat membuat perut terasa nyaman. Lelenya juga enak. Hanya saja vetsinnya terlalu banyak. Jadi bagi yang rentan terhadap vetsin, cukup makan sedikit aja.

Lanjut ...

Wednesday, September 24, 2008

Steak Salmon

Hari pertama di yogya, langsung diingatkan kalo aku baru saja ulang tahun. Kebiasaan keluargaku dulu, waktu masih di malang, setiap kali ada yang ulang tahun, selalu dibikinin steak. Rame-rame, didoakan bersama. Kali ini, steaknya adalah steak salmon. Biar diversifikasi katanya.

Bahan-bahannya sederhana, cukup sayur dan fillet salmon tentu saja. Beli di supermarket, pasti ada semua. Kemudian untuk sausnya, kita yang bisa cuma saus jamur. Cairkan mentega/margarin di panci, kemudian tambahkan tepung supaya kental. Setelah itu tuangkan kaldu daging/ayam. Setelah diaduk rata, baru tambahkan merica, garam dan pala. Tambahkan jamur kalo suka.


Untuk sayur, silahkan dipotong-potong kecil2, kemudian direbus. Sayurnya bisa buncis, kembang kol, wortel, selada dll. Asupan karbohidrat bisa diperoleh dari kentang goreng. Untuk mengolah salmonnya, langkah pertama adalah buang kulitnya. Kalo masih tertinggal durinya, cabut satu persatu pake pinset. kemudian oleskan garam dan jeruk nipis supaya tidak amis. Biarkan sebentar. Setelah itu, terserah, mau diolesin kikkoman atau saus barbeque, atau kecap saja gak masalah.

Siapkan wajan panggangan. Olesi sedikit margarin. Panggang si salmon. Bolak-balik sampe matang. Setelah matang, baru hidangkan. Seharusnya sih steak salmon pake saus yang putih itu, kayak sausnya fillet o fish mcdonald. Tapi berhubung masih belum bisa, ya pake saus jamur saja.


Berhubung lapisan antar daging salmon ada lemaknya, maka mudah sekali untuk memotong dagingnya. Cukup menggunakan garpu, oleskan sedikit ke sausnya, dan ... nyamm. Wah enak sekali, salmon gitu loh. Daging ikan terasa kenyal, tidak hancur. Tapi balutan lemak ikan salmon, membuatnya terasa lembut sekaligus.

Lanjut ...

Thursday, September 11, 2008

Pondok Ikan Bakar, Batam

Lagi-lagi buka puasa bareng. Kali ini tempatnya di Pondok Ikan Bakar, arah Sei Panas, kalo dari batam center. Yang punya adalah manager XL, sehingga dipenuhi dengan iklan XL.

Suasananya memang nyaman sih, semilir angin sore, dipadu dengan lampu yang remang-remang. Ikan yang akan kita pesan diletakkan berjejer-jejer di atas perahu. Entah siapa yang memulai konsep ini, yang jelas, seluruh warung ikan bakar yang ada di batam, semuanya model seperti ini. Diletakkan di atas perahu, yang dipenuhi dengan es batu.


Kali ini buka bareng hanya untuk staf elektro saja.

Sambil nunggu bedug maghrib, kucoba foto otak-otak, bagi yang belum pernah tahu. Dari foto terlihat otak-otak yang dibungkus daun kelapa. Kemudian dibakar. Otak-otak biasanya campuran ikan tenggiri, dan ada cumi-cuminya juga.

Menu ta'jilnya adalah es buah ditambah dengan ... (yang hitam kenyal-kenyal itu loh?) Lupa aku namanya.

Dan sebagai pencuci mulut, aku sudah pesan milk shake. Wih, keliatannya enak. Milk shake yang paling enak selama ini adalah milk shake-nya Arby's. Arby's ini adalah franchise fastfood burger, mirip seperti McDonald, Wendy's, A&W maupun Burger King. Menu andalannya adalah burger daging asap, yang diiris tipis-tipis. Tapi sayang, sekarang sudah tutup, baik yang di bandung maupun yang di surabaya. Ketika adzan terdengar, yang pertama kali kuicipin adalah milkshake. Slurrpp ... enak ternyata. Recommended deh kalo ingin merasakan milkshake yang mendekati Arby's. Bedanya dengan milkshake yang lain adalah lebih kental. Sudah mendekati bentuk es krim. Jadi kalo ingin tau rasa milk shake yang enak, cairin aja es krim kamu, kemudian diminum. Nah, milkshake yang enak, rasanya mirip2 seperti itu.

Ada cumi bakar juga. Rasanya sama seperti bakar-bakar lainnya, ada rasa manis dari kecap. Dan lebih enak kalo hangat. Ketika aku merasakannya setelah dingin, jadi terasa agak nyendal, seperti makan lemak padat. yah, memang cumi banyak kolesterolnya.

Kepiting asam manis juga merupakan menu standar warung seafood di batam. Berhubung aku tidak terlalu suka kepiting, ya cuma kuambil bumbunya aja. Bumbu asam manisnya enak.


Ikan Baronang Bakar! Katanya sih, salah satu ikan yang enak dibakar adalah ikan baronang. Ikan kakap lebih enak digoreng, demikian juga dengan ikan gurame. Ikan bawal juga lebih enak digoreng. Namun selama ini, aku belum pernah makan ikan baronang goreng. Jadi tidak bisa membandingkan, apakah lebih enak digoreng atau dibakar. Ikan bakar di batam ada 2 macam bumbu, yaitu bumbu kuning atau bumbu kecap. Kali ini orang-orang pesen bumbu kuning. Singkirkan kulitnya, cuil daging bagian punggung, gabungkan dengan bumbu kuning, wah enak juga ternyata. Rahasia ikan bakar yang enak cuma satu sebenarnya, ikannya harus segar. Aku mendominasi untuk ikan bakarnya hehe. Yang lain kan sudah mendominasi untuk kepiting, cumi maupun udang.

Akhirnya dapat juga foto untuk gonggong. Ini adalah makanan yang ada di batam dan tanjungpinang. Di sumatera maupun jawa, tidak ada gonggong. Tapi di sulawesi ada juga katanya. Yang jelas, rasanya bikin kecanduan. Gonggong adalah sejenis siput laut. Kalo ke pasar ikan, kemudian liat gonggong, pasti jadi gak nafsu, soalnya kotor. Nah, kalo yang sudah tersaji di restoran, gonggongnya sudah bersih. Cara masaknya juga hanya satu cara, yaitu direbus. Tidak ada yang namanya gonggong saus tiram, gonggong bakar, gonggong asam manis maupun gonggong goreng.


Cara mengambil daging di dalam cangkangnya, adalah dengan memanfaatkan tusuk gigi. Masukkan tusuk gigi ke cangkang, kemudian putar tusuk gigi keluar, maka otomatis daging gonggong akan ikut tertarik keluar. Terus ada bagian yang keras dan tajam di ekornya, ini jangan dimakan, bisa melukai lidah maupun gusi.
Lanjut ...

Sunday, September 07, 2008

Buka Bareng Politeknik Batam

Buka puasa Politeknik Batam makin lama kualitasnya makin turun. Dah keabisan duit kali :) Dulu pertama kali diadakan di Turi Beach, Nongsa. Acara buka puasa Politeknik memang konsepnya bersenang-senang bersama-sama, agar keakraban antar staf bisa lebih terjalin kuat. Tidak ada tujuan untuk meningkatkan keimanan. Tidak ada acara formal memang, yang diatur oleh MC. Tidak ada baca quran dulu, tidak ada kultum. Tapi sholat trawih bareng ada ding, waktu di Turi Beach Resort.

Tahun berikutnya diadakan di Harris Resort. Makan-makan di pinggir kolam renang. Tahun kemaren pada rame-rame ke Batam View. Aku ngga ikut, soalnya udah mudik. Nah tahun ini, diadakan di kampus saja :( sekalian rapat pleno, persiapan surveillance ISO 9001:2000. Garink deh pokoknya, kriuk-kriuk.



Setelah rapat, langsung masuk ke barisan awal, antri buat makan. Loh, kok makanannya masih ditutupin plastik? Wah, kita disuruh makan ta'jil dulu. Ok deh, kita ikuti aturan maennya. Menu ta'jil seperti biasa, kolak isi pisang, ubi, sama waluh. Kurang manis, mungkin supaya tidak neg. Setelah kolak abis, datang lagi ke meja makanan. Loh, kok plastiknya masih belum dibuka?

"Maghrib dulu woi!", seru pak iman dari kejauhan.

Sori, kebiasaan selalu makan kenyang dulu, baru sholat maghrib :) Ambil aqua gelas, baru berangkat ke musholla. Ketika lewat meja prasmanan, ternyata pelayannya sudah membuka plastik-plastik penutup makanan. Rupanya beliau sadar, masih banyak terdapat orang-orang yang kurang beriman yang mendahulukan kepentingan duniawi dibanding akhirat.

Ok deh, langsung kuambil piring, dan nasi sebagai lauk. Sementara, lauk sebagai nasi (ini berlaku untuk kuantitas). Berhubung udah lapar, aku lupa foto-foto. Foto-fotonya telat, ketika sudah agak habis, baru sempat foto-foto. Yang paling enak adalah yang kufoto di bawah ini.


Nama menunya agak gak jelas. Waktu aku tanya ke pelayanannya, dia bilang ikan pagini. Something like that lah.

"Ini ikan apa pak?"
"ikan kakap"
"kok keliatannya ada aroma-aroma diasap?"
"ya betul. ikannya kita panggang dulu, baru kemudian kita tumis"

Dan memang rasanya enak. Dagingnya jadi agak keras, tidak terlalu lembut. Bumbu tumisnya keliatannya mirip dengan bumbu mangut. Ada santan kental, ada cabe hijau, ada sere. Namun nasibnya sama seperti bandeng asap sidoarjo, kulit ikannya jadi alot, gak bisa dimakan. Sayangnya aku lupa tanya ini katering dari mana. Jadi tidak bisa mengulangi makan ikan ini lagi deh. Habis makan, baru kita sholat maghrib.

Balik dari musholla, saatnya ronde kedua. Ada sup kacang merah ditambah dengan tetelan daging. Sehingga kaldunya memang asli kaldu daging, rasanya lebih enak. Dulu sering sekali dibuatin sop kacang merah sama ibu. Baru buka puasa ini, bisa makan sup kacang merah lagi.

Satu lagi yang enak adalah dadar jagung. Ini dadar jagung beneran, sama seperti yang di rumah, ketika dibikinin ibuku. Jagungnya banyak, dan ada udangnya. Biasanya dadar jagung yang dijual-jual di warung, lebih banyak tepungnya dibanding jagungnya, dan sering minus udang.

Kemudian ada opor juga. Lumayan, bisa mengobati kerinduan makan opor lebaran nanti.
Lanjut ...

Tuesday, September 02, 2008

Bandoeng Resto, My Mart Batam

Hari kedua puasa, sudah langsung ngadain acara Buka Bareng. Memang staf teknik elektro paling kompak !

Pilihan lokasi buka puasa jatuh di Resto Bandoeng. Ini warung baru, sekitar bulan april kali bukanya. Letaknya di My Mart, Batam Center. Berangkat rame-rame sekitar jam 5, sambil ngabuburit, jalan-jalan di My Mart dulu. My Mart adalah glodok-nya jakarta. Tapi jangan dibayangkan seperti glodok beneran, yang luas dan berlantai-lantai. Kesamaannya adalah lokasi pusat penjualan komputer. Jadi kalo mau cari-cari vga card, sound card, memori, jalan aja ke my mart. Mal ini tidak terlalu luas. Keliling sebentar, lho, kok udah selesai. Terpaksa tongkrong langsung di Resto Bandoeng.

sori tri, fotonya di-blur, biar tidak mengganggu privacy anda hehe


Dari nama warungnya sudah keliatan bahwa menu-menunya memang sunda punya, dan ada juga chinese food. Beruntung ada ta'jil dan paket buka puasa, jadi gak usah capek-capek milih menu. Satu paket untuk 4 orang. Yang hadir diperkirakan 12 orang. Supaya bervariasi, kami pilih 3 macam paket, tentu saja dengan menu yang berbeda-beda.

Mulai dari yang paling dekat, adalah siomay. Siomay ini sebenarnya tidak masuk dalam paket. Namun tidak afdol kalo ke warung yang ada embel-embel bandungnya, tapi tidak merasakan makanan khas bandung ini. Kemudian atasnya adalah tahu dan tempe bacem. Atas kiri adalah sate ayam. Terselip menu masakan cina fuyung hai di gambar sebelah kiri. Yang di tengah adalah gurame goreng, dengan pasangan sambalnya ... hmm ... membayangkan rasanya sudah bikin ngiler.

Di belakang gurame adalah ayam goreng. Lalu mangkok yang berjejer, itu adalah sayur asem. Dan tak lupa dua bakul nasi putih nun jauh di sana. Begitu TV menyuarakan suara bedug, langsung kami melepaskan semua hawa nafsu dari sarangnya :) Air putih dulu. Setelah itu, kolak. Kolaknya cukup enak, walaupun kurang manis menurutku. Isinya ubi, pisang dan labu. Dimakan separo dulu, biar tidak kekenyangan. Ingat, masih banyak menu lain yang belum dicicipi.


Menu kedua adalah siomay. Bumbunya yang banyak keliatannya menjanjikan. Obrak-abrik dulu cari siomay-nya. Soalnya selain siomay, ada telur rebus, kubis, tahu, kentang. Ah, dapat. Hap, ternyata pedes, walaupun enak juga. Namun rasa pedesnya terlalu mendominasi lidahku. Walaupun si tina ok ok aja tuh. Jadilah siomaynya diabisin tina.


Keliatannya sate yang manis dapat menghilangkan rasa pedas deh. Setusuk sate langsung terbang ke mulut. Menoleh ke kanan, pak iman kok keliatannya menikmati lontong kari pesanan pribadi. Cari-cari sendok bersih, kemudian nimbrung ikut nyicipin kari. Surprisingly, rasanya sama seperti kari india yang dijual di warung-warung di singapore. Mulanya aku berharap rasa kari khas jawa. Isi karinya adalah ayam, telur dan lontong tentu saja.

Minum air putih dulu untuk mencuci lidah, soalnya kari-nya terlalu spicy. Habis itu, nyoba fuyung hai. Fuyunghai terbuat dari telor dadar, dicampur tepung, kemudian isinya terserah, umumnya wortel dicacah, ayam, udang. Kemudian disiram dengan saus asam manis. Rasanya cukup enak, lebih enak dari fuyunghai di Bakso Lapangan Tembok lah.


Tempe bacemnya bikin ngiler! Foto yang paling kusukai. Tempe hangat, dan minyak gorengnya yang mengkilap. Ngliat fotonya harus di-zoom. Habis icip-icip, saatnya makan. Menu utama tentu saja gurame goreng. Kalo gurame, aku lebih suka yang goreng. Kalo ikan bakar, lebih suka ikan laut. Ambil nasinya dulu, kemudian cowel bagian punggung gurame-nya. Kasih sedikit sambal, dimakan bareng nasi. Hmmm ... enak. Sekarang semua warung memang sudah bisa mengolah gurame dengan mudahnya. Kalo gurame yang ini, gorengnya ada tepung sedikit, mungkin supaya agak renyah.


Setelah agak kenyang, kita maghrib dulu. Ronde kedua dimulai setelah maghrib. Gurame bakar tentu saja tetap wajib dicobain. Hihihi, guramenya agak gosong. Jadi rasanya manis campur pahit. Ada juga cumi saus kecap. Dan memasaknya pas, cuminya benar-benar empuk, tidak alot. Namun dari kelembutan cumi ini, jadi nyadar bahwa memang cumi banyak kolesterolnya.


Sebagai penutup, ngemil-ngemil karedok. Makanan khas sunda yang terdiri dari sayur mentah, terutama kacang panjang. Bumbu karedoknya sangat generous. Jadi bukan sayur, dikasih sambal kacang, tapi sambal kacang dikasih sayur. Rasa yang mendominasi adalah rasa kacang dan manis.

Untuk pencuci mulut, masih tersisa soto bandung. Yah, daripada gak ada yang makan, karena kekenyangan semua, kuhabisin soto bandungnya. Soto bandung kuahnya tanpa santan, tidak seperti soto medan atau soto betawi. Jadi lebih segar. Menggunakan daging sapi yang dipotong dadu. Yang khas adalah adanya lobak, dan kacang kedelai. Kacang kedelai ini juga yang sering dipakai di makanan khas bandung lainnya, bubur ayam.


NB:

Sebelumnya pernah ke Resto Bandung juga. Pesen Sop buntut dan bandrek. Sop buntutnya cukup enak, walau agak terlalu manis. Bandreknya ternyata dikasih susu kental. Jadi bikin sakit perut.


Lanjut ...

Thursday, August 14, 2008

Tahu Sumedang, di Seraya, Batam

Hari ini makan lagi di Bakmi Jowo, Sei Panas. Pesenanku standar, nasi goreng ati ampela dan teh jahe. Tapi ternyata masih belum cukup. Orang-orang pada ngajakin untuk mencoba camilan baru, Tahu Sumedang, yang ada di bukit Seraya. Seraya merupakan daerah dataran tinggi sebelah utara pulau Batam. Jadi kalo tongkrong di sana, noleh ke selatan, bisa liat daerah Nagoya dari atas, dengan lampu kelap-kelip. Noleh ke utara, daerah Bengkong dan selat malaka (selat batam atau selat malaka ya lautan antara pulau batam dan pulau singapura?).

Dulu sih, sering melewati jalur ini, ketika tempat tinggalku masih di Batuampar, dan kampus di Batam Center. Suka mampir di warung padangnya, Salero Basamo. Yang enak di warung padang sini adalah dendeng keringnya. Sekarang sudah jarang lewat sini, sehingga selalu ketinggalan berita kalau ada warung baru di daerah ini.



Nyampe warung tahu sumedang, ternyata banyak yang berpasang-pasangan. Memang tempatnya asyik buat pacaran, remang-remang dengan pemandangan kota. Apalagi yang disediakan warung ini cuma cemilan, jadi si cowok tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam buat traktir pasangannya.

Tahunya enak. Sisi luar yang renyah dan hangat, berpadu dengan kelembutan dan kesejukan bagian dalam tahu. Berbeda dengan tahu sumedang lainnya, yang biasanya dalamnya berongga. Kalau yang ini dalamnya lembut dan berair. Berbeda pula dengan tahu takwa kediri yang semua bagiannya kenyal.

Disediakan saus juga bagi yang berminat. Sausnya adalah saus petis. Dicampur dengan kecap dan sedikit sambal. Jadi oleskan saja sang tahu ke saus, dan hap, hah...hah..., panassss. Sausnya enak, walaupun sedikit encer, sehingga netes kemana-mana, jadi jorok.

Setelah itu dititipin anung suruh beli paru. Hihihi, istrinya ngidam paru goreng. Selama di batam, paru goreng hanya ada di warung padang. Ok deh, pertama ke warung padang Sederhana Bintaro, Batam Center.

"Parunya habis mas. Pas pembeli terakhir tadi pesen paru".

Orang jualan memang tidak boleh bilang tidak ada. Dia harus bilang "habis". Ya udah, kita terus ke Mega Mal. Disana ada warung padang Nusantara Baru. Tidak nemu juga parunya. Keluar dari Mega Mal, mampir ke Bundo Kanduang. Tidak ada juga. Memang sesuatu kalo dicari, selalu tidak ada. Namun kalo tidak dicari, dengan seenaknya nampang di depan kita.

Dan bodohnya kita, di sebelah warung tahu sumedang tadi kan, ada Salero Basamo, tapi kami tidak ngecek dulu di sana. Langsung aja bablas. Terpaksa pulang dengan bad news, tidak bisa bawa paru, tapi sama andy dibawain tahu sumedang. Kasihan ntar anaknya anung bakal ngileran, soalnya ngidam, tapi tidak diturutin hehehe :) just kidding ...
Lanjut ...

Monday, August 04, 2008

My Noodle, Batam Center

My Noodle ada di daerah batam center. Kalau berjalan dari batam center ke sei panas, pasti melewati ruko mahkota (kalo ngga salah). Paling menyebalkan memang menunjukkan tempat/alamat di batam. Tidak ada nama jalan, maupun nomor rumah. Kemarin, waktu di singapore, beli rabbitcore 4400, ditanyain sama orang singapore yang mau ke politeknik batam, "is this address complete ?"

Sebelumnya dia kukasih kartu namaku, yang bertulis alamat politeknik batam. Alamat kampus hanya ditulis seperti ini:
Campus:
Parkway, Batam Center
Batam
Gitu aja. Dan itu tidak hanya untuk politeknik, semua alamat orang-orang, industri-industri, toko-toko, hanya menulis nama wilayahnya, nama rukonya atau nama perumahannya. Tidak ada nama jalan. Pemko Batam/Otorita Batam memang aneh dengan tidak memberi nama jalan maupun nomor.


My Noodle sendiri adalah warung mie yang mie-nya buat sendiri. Tapi mereka bikin mie-nya tidak open kitchen, tidak seperti warung LaMien yang ada singapore maupun jakarta. Jadi kita tidak bisa melihat mereka bikin mie-nya seperti apa. Yang membedakan My Noodle dengan mie lainnya adalah campuran sayur pada mie-nya.


Yang dicampur dengan wortel, warnanya agak oranye. Yang dicampur dengan vegetable (bayam kali), warnanya agak hijau. Aku pesen mie yamin vegetable. Selain rasanya yang agak asin, semuanya enak. Mienya kenyal, tidak lembek. Mungkin karena buatan sendiri ya. Baik yang carrot maupun yang vegetable tidak ada perbedaan rasa. Hanya berbeda warnanya saja. Porsinya juga cukup banyak, mengenyangkan kok.
Lanjut ...

Thursday, July 10, 2008

Godiva Cafe, Mega Mall Batam

Ini kali kedua ke godiva cafe. Sesekali pengen merasakan gaya hedonisme orang-orang batam. Godiva Cafe adalah franchise yang populer di batam, namun sampai sekarang masih belum membuka cabang di luar batam. Karena namanya cafe, menu-menunya juga menu asing. Ada steak, ada spaghetti, ada chicken. Godiva lebih terkenal untuk minumannya, terutama yang berbahan baku kopi.


Spaghetti adalah pilihan pertama, karena keliatannya mengenyangkan :) Tapi rasanya lumayan kok, rasa spaghetti yang benar. Ada rasa asem tomatnya, dipadu dengan daging yang manis dan asin. Supaya lebih kenyang, ditambah dengan french fries.


Camilan lain yang bisa dinikmati adalah chicken wing. Yang ini sih kegemarannya andy. Sejak merasakannya di pizza hut, kemana-mana, kalo ada chicken wing, selalu pesen. Rasanya sebenarnya sama dengan makanan instan punyanya Japfa ato Kemchicks ato yang lain yang dijual di supermarket. Tinggal goreng, jadilah chicken wing yang legit, manis, agak-agak lengket dan berlemak.

Satu lagi yang khas di godiva adalah chicken popcorn. Kalo di foto di atas, yang letaknya di sebelah kanan bawah. Daging ayam diiris kecil-kecil, kemudian digoreng tepung. Jadi ukuran ayam goreng tepungnya pas satu emplokan (one bite size). Enak. Ada nuggets juga sebenarnya. Tapi pasti rasanya sama seperti nuggets2 yang lain.

Tentu saja, tidak pas rasanya kalo belum mencoba aneka jenis kopi yang disediakan oleh godiva. Karena kami berempat, maka ada 4 pesanan minuman. Dua gelas kembar yang ada di depan itu adalah gelas coca cola. Sedangkan kopinya, dari kiri ke kanan adalah, mocha something, trus flavico, coco delice dan paling kanan adalah caramel mocha. Punyaku adalah yang paling kiri. Yah, rasa kopi gitu, campur coklat, dan dingin. Trus ada krim-krimnya sehingga lebih kental dan gurih.

Bagi eksekutif muda yang dompetnya tipis, namun ingin bergaya hedon, sambil berselancar wifi internet di mal, maka godiva inilah pilihannya. Cukup dengan memesan kopi satu gelas, dan sepiring kecil camilan (umumnya chicken popcorn 10 ribuan), kita sudah bisa berlama-lama di cafe. Apalagi sambil mengisap marlboro, wah keliatan gaya (sok banget deh pokoknya, nyebelin ngliatnya). Kalo tujuanku sih murni hanya ingin merasakan makanannya saja :) bukan bergaya. Secara cewek batam gak ada yang bisa dikecengin. Lanjut ...

Sunday, July 06, 2008

Sop Ayam Tanjungpinang, Batam

Kalo sedang tidak sehat, tanda-tanda flu, dianjurkan makan makanan yang berkuah, segar dan panas. Di Batam sini, pilihan utamanya adalah sop ayam tanjungpinang. Kenapa ya kok sop ayam umum digunakan untuk penyembuhan flu ? Di luar negeri pun, kita dianjurkan makan chicken soup apabila catch cold.

Virus flu katanya sih larut dalam air. Jadi supaya virus flu bisa keluar dari tubuh kita, ya harus lewat air. Terserah, bisa dari air seni atau dari keringat. Oleh karena itu, anjuran yang lain mengatakan untuk minum air putih sebanyak-banyaknya. Sedangkan sop ayam berperan dalam membuat kita berkeringat. Sop ayam cenderung pedas, karena banyak mericanya. Sehingga tubuh kita langsung panas, dan muncullah bulir-bulir keringat.

Maka, sambil menggunakan jaket tebal, jalanlah kita ke sop ayam tanjungpinang. Aku mengenal sop ayam tanjungpinang pertama kali di kedai harmoni (ruko sebelahnya hotel Harmoni, Jodoh). Setelah itu diajakin yang di sebelah Lucky Plaza, Nagoya. Dari situ, baca-baca pamflet, mereka juga buka cabang baru di Baloi, seberang Baloi City Square. Dan terakhir juga menemukan sop ayam tanjungpinang di Mitra Raya, Batam Center. Sayang, yang ini sudah tutup.

Usut punya usut, ternyata yang masak itu orangnya sama. Si engkoh gemuk berkacamata. Orangnya ramah, dan memang ahli memasak. Pagi (mestinya) di Mitra Raya, siang mereka buka yang di Nagoya. Malamnya, si engkoh masakin yang di Baloi. Sedangkan yang di kedai harmoni, itu sudah diserahkan kepada anaknya. Berhubung aku keluar makannya malam, maka tujuannya adalah yang di Baloi.


Mem-fotonya telat. Udah kumakan sebagian, baru ingat bahwa sop ayam ini belum pernah kumuat di blog. Sudah gak sabar soalnya, merasakan nikmatnya kuah dan ayamnya. Kuah sop ayam ini tidak bening, tapi coklat agak hitam. Pengaruh bumbu-bumbunya kali. Isinya standar, ada wortel, kentang untuk mengurangi amis ayamnya, sehingga bisa terasa lebih segar. Trus prei, cengkeh, merica dan beberapa herbs khas cina. Ayamnya dipotong-potong sekalian dengan tulangnya. Sehingga sumsum ayam juga masuk tercampur dalam kuah. Menjadi lebih enak. Namun efek sampingnya, makannya harus hati-hati, jangan sampai tertusuk tulang ayam.

Enak memang, segar, dan pedasnya merica menggigit di lidah. Ayamnya adalah ayam kampung, sehingga lebih keset. Kata kakakku yang pernah kuajakin makan sop ayam ini, pemilihan ayamnya yang membuat sop ini menjadi enak. Memang sih, kalo melihat acara-acara memasak chef hotel, mereka selalu berangkat ke pasar sendiri, dan memilih bahannya sendiri, sehingga kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Tapi bagiku, bumbu-bumbu khas cina juga menambah kenikmatan sop ayam tanjungpinang. Yang jelas, badan langsung berkeringat, dan dunia terasa lebih terang :) Lanjut ...

Thursday, June 26, 2008

Tongseng Jodoh, Batam

Walaupun memajang nama sate dan gule kambing, yang mengundang kami untuk selalu datang kemari adalah tongsengnya. Oleh karena itu, kami menyebutnya tongseng jodoh. Kadang-kadang juga tongseng kendal. Karena ibu penjualnya berasal dari kendal. Terletak di seberang bank BCA jodoh, warung ini bukanya hanya malam hari.


Menu yang disediakan adalah sate kambing, sate ayam, gule kambing dan tongseng kambing. Untuk sate kambing, mungkin lebih enak dibanding sate kambing asih, namun kalah dibanding sate kambing bang saleh. Hanya saja, untuk gulenya, lebih enak di warung asih. Tongseng, paling enak yang disini.

Aku mengenal tongseng sejak SD. Ketika ortuku masih sering wira-wiri yogyakarta - malang. Menyetir mobil sendiri, kami selalu mampir ke warung tongseng di pinggiran kota Sragen. Tongseng terenak seumur hidupku. Sejak saat itulah aku selalu suka dengan tongseng. Aku mengalami jantung berdebar gara-gara kebanyakan kambing juga karena makan di tongseng sragen ini. Sepuluh tusuk sate kambing besar-besar, dikasih merica banyak, ditambah dengan semangkuk besar tongseng, benar-benar makanan yang membunuh. Sayang sekarang pemilik tongseng sragen sudah meninggal, digantikan dengan anaknya. Dan rasanya tidak pernah sama. Padahal mungkin semua ilmu memasak ortunya sudah diwariskan.

Keliatannya anaknya perlu disuruh nonton Kungfu Panda. Bahwa "there's no secret ingredients". Kata ayahnya Po, "the secret to be special, is you have to believe that you're special". Selama kita percaya diri bahwa kita memang bagus, maka itu akan tercermin pada karya kita. Karya apapun: lagu, hasil penelitian, program, masakan, film dll. Kalo belum-belum udah ngga pede, jangan salahkan kalo hasilnya jelek. Di komik master cooking boy juga ada rahasia memasak: Kalau memasak dengan hati (maksudnya bukan masak sambel goreng ati loh), ingin menyenangkan orang yang akan makan masakan kita, pasti hasilnya enak. Dijamin. Jadi jangan memasak dalam kondisi marah-marah atau mood jelek. Hasilnya pasti tidak enak. Walaupun resepnya sama.


Seperti biasa, agar tidak kebanyakan makan kambing, maka pesannya selalu berpasangan: sate kambing dan tongseng kambing. Masing-masing mengambil separo. Jadi bisa merasakan satenya, dan merasakan tongsengnya juga. Satenya bumbu kecap, seperti biasa. Enak, tidak bau prengus, dan empuk. Tongseng adalah makanan khas yogya, yang suka manis-manis. Daging kambing dimasak dengan air, yang ditambahi kecap, serta lombok, bawang merah, kubis, tomat, merica, garam, gula. Kombinasi yang pas, akan menghasilkan tongseng yang enak. Tidak ada santan, namun rasanya tetap gurih. Karena enak, makan disini selalu cepat, tiba-tiba nasinya sudah habis. Bayar trus pulang deh dengan perut kekenyangan. Lanjut ...

Friday, June 20, 2008

Bakmi Jowo, Batam

Bakmi jowo terletak di daerah seipanas. Bukanya malem-malem aja. Dari namanya sudah ketauan kalo menu yang disediakan adalah masakan jawa. Jawa tengah/jogja terutama. Ada bakmi magelangan, mi dan bihun dicampur. Demikian juga dengan nasi goreng magelangan, nasinya campur mi.


Mi-nya bisa mi godog atau mi goreng. Mi godog ada kuahnya. Jadi bagi yang gak suka makanan seret-seret, bisa pesen mi godog. Selain mi, juga disediakan nasi goreng. Sebenarnya menu andalan warung ini adalah mi godog, tapi aku lebih suka nasi gorengnya. Khas jawa memang. Manis.

Ini dia nasi goreng rempelo ati. Nasi gorengnya dicampur dengan kubis, supaya agak segar, telur dan beberapa suwir ayam. Rempelo atinya di oseng dulu, trus ditambahkan di atas nasi goreng. Lebih enak dibanding yang rempelo ati-nya dicampur langsung dengan nasi goreng. Porsinya juga banyak. Untuk memberi kesan makanan daerah, piringnya dilapisi daun pisang. Katanya sih, rasanya juga lebih enak dibanding tanpa daun pisang(kataku: gak pengaruh).

Minumnya selalu teh jahe. Tapi gak keliatan jahenya. Jadi mungkin jahe bubuk, dicampur dengan tehnya. Kalo di warung lain, jahe asli, dibakar, kemudian dipotong besar-besar, trus dicemplungkan ke tehnya. Gulanya gula batu. Teh jahe ini kalo tidak manis, memang jadi tidak enak. Tunggu gula batunya larut sampai habis. Hanya saja komplain orang-orang, harganya terlalu mahal untuk sebuah nasi goreng/mi godog.

Salah satu hal yang membuatku tidak punya tabungan adalah menganggap setiap makanan enak, itu adalah tidak mahal. Jadilah aku tidak sadar selalu menghabiskan uang di makanan. Lanjut ...

Saturday, June 14, 2008

Ikan Bakar Sekilak, Batam

Divisi kami termasuk divisi yang jarang melakukan rapat. Untuk memperat tali silaturahmi dalam satu divisi, maka diadakan rapat koordinasi di pantai, sekalian berlibur ceritanya. Pengennya sih outbound, tapi berhubung ada satu oknum yang tidak suka melakukan aktivitas fisik (baca: kegemukan), maka outbound dibatalkan :)

Akhirnya ditentukan acaranya adalah bakar-bakar ikan di pantai melayu, sekilak, batu besar. Yang ketiban sampur untuk mempersiapkan ikannya adalah bu ika dan bu yosi. Jam 5 pagi sudah ke pasar untuk berburu ikan. Kemudian di rumah, membersihkan sisik dan isi perutnya. Dikasih peresan jeruk, supaya tidak amis, kemudian dimasukkan ke baskom untuk dibawa ke pantai. Mereka juga menyiapkan bumbu dan sambel. Terimakasih banyak bu.

Dulu pernah juga ke pulau Ngenang, sekitaran pulau batam juga, dan bakar-bakar ikan. Tapi tanpa persiapan. Ikannya beli ke nelayan, masih hidup. Yang ada cuma ikan sirip kuning, kecil-kecil. Bermodal boding (pisau besar), kita membersihkan sisik, mencuci ikannya pake air laut, kemudian langsung dibakar pake daun dan serat kelapa yang mengering. Hasilnya tidak amis dan rasanya enak bgt, rasa ikan.

Jam 10, kita berangkat dari kampus ke pantai melayu, atau sering disebut sekilak. Nyampe sana jam 11. Langsung persiapan buat bakar-bakar. Seperti biasa, karena amatiran, menyalakan arangnya membutuhkan waktu yang sangaaattt lama. Setelah arang membara, ternyata jepitan ikannya masih kotor, belum dicuci. Terpaksa deh, masuk ke laut buat mencuci panggangan tersebut.

Ikan yang disediakan adalah ikan bawal dan ikan selar. Ayam juga ada. Bumbu yang disediakan ada bumbu kuning, khas ikan bakarnya padang. Dan bumbu kecap. Kemudian disediakan juga minyak goreng yang sudah dicampur dengan rempah-rempah. Aku memilih ikan bawal. Kemudian bumbunya adalah minyak goreng saja, kecapnya nanti kalo sudah matang.

Kalo sudah berhubungan dengan bakar-bakar, aku suka yang plain, sederhana, tanpa bumbu macem-macem, karena aku orangnya sederhana dan tidak suka macem-macem (apa hubungannya ... promosi ya?). Sate misalnya, bumbunya kecap aja. Karena kalo ada tambahan bumbu lain, rasa dagingnya akan tenggelam, sayang kan.


Banyak asepnya. Soalnya minyak yang menetes, langsung terbakar, dan menebarkan aroma yang harum. Bikin lapar. Lagian aroma ikan asap lebih enak daripada aroma ikan bakar (mode pembenaran diri: ON). Seperti bandeng asapnya sidoarjo.

Inilah hasil bakaranku. Sebenarnya satu panggangan diisi 4 ikan. Gak tau ikan lainnya siapa yang ngambil. Pengennya sih kuhabiskan sendiri :) Satu porsi ikan dilengkapi dengan lettuce dan irisan tomat. Dipadu dengan sambel kecap. Penampilannya nampak menjanjikan. Dan ternyata rasanya tidak jelek-jelek amat hehe membela diri. Soalnya laper bgt, udah nungguin arang nyala, belum lagi antre bakarnya. Ikan bawal memang sudah enak dari sononya. Diapain pun juga enak. Apalagi suasana pantai dengan angin semilir, wuih gak nahan. Total aku menghabiskan 2 ikan bawal. Yang lain, bisa 3 - 4 ikan, ditambah sepotong ayam.


Setelah kenyang, solat dulu, kemudian bermain kayak. Dapat pasangan sama heru. Kayak terbuat dari fiberglass. Kalo kayak untuk dua orang, sedangkan kano untuk satu orang ?!? (binun). Diberi jatah oleh persewaannya untuk maen selama setengah jam. Ternyata berat sekali mendayung kayak. Teknik pertama yang dipelajari adalah berjalan lurus. Aku dan heru bereksperimen dengan mengayuh dayung di dekat bodi perahu, maupun yang jauh dari bodi perahu. Kalo dengan bodi, cenderung lurus dibanding yang jauh dari bodi. Teknik berikutnya adalah ngerem. Soalnya berhentinya selalu dengan menabrak. Ngerem mudah saja, tahan dayung kuat-kuat di air. Kemudian teknik berbelok. Ini yang susah. Kadang beloknya tidak sesuai keinginan. Tapi kalo kayuhannya di sisi kiri terus, maka perahu akan cenderung bergeser ke kiri. Yak demikian teknik singkat bermain kayak dari orang sok tahu yang baru dua kali maen kayak :)

Capek bermain kayak, kita kemudian nyemplung ke laut. Enak, airnya hangat. Namun kalo kena mata, perih banget. Kalo masuk idung, juga perih. Dasar lautnya berbatu dan berlumut. Sehingga bikin kaki terluka. Usahakan jangan menjejakkan kaki di dasar laut, mengambang aja. Setelah puas, pulang deh.

NB: Sori, edisi kali ini agak narsis, soalnya ada orang lain yang bawa kamera. Biasanya kan jadi kameramen, sehingga tidak pernah difoto. Lanjut ...

Wednesday, May 21, 2008

Ayam Goreng Prambanan, Malang

Yang tidak boleh dilewatkan ketika di Malang adalah Ayam Goreng Prambanan. Menurutku ayam disini enak sekali, tapi setiap kali datang, warungnya selalu sepi. Atau jam kedatanganku yang tidak pas ?

Sejak SD, aku sudah merasakan ayam goreng ini. Ketika mulai buka warung di parkiran Sarinah. Justru waktu masih di sarinah ini, ramai sekali. Kursi dan meja diletakkan di teras, beratapkan langit. Namun kami sekeluarga jarang-jarang makan di tempat, lebih sering kami bungkus, untuk dimakan di rumah. Irit nasi. Maklum, jaman dulu jaman susah.

Kalau udah di rumah, aku, adikku sama kakak ketiga rebutan bagian dada. Sayap selalu buat kakak pertama, oleh karena itu dia yang paling sering terbang kemana-mana. Mulai kuliah di australia, kerja ditraining di amerika, meksiko, cina, austria dll. Ternyata apa yang kita makan, berpengaruh terhadap masa depan kita, "You are what you eat" (apa hubungannya coba? :)) Kakak kedua biasanya gending/paha. Ayahku lebih memilih kepala sama brutu. Brutu ini tidak ada yang mau mengambil sama sekali. Soalnya sudah ditakut-takuti, anak kecil tidak boleh makan brutu. Ibu berbagi dengan ayah, ambil gending/paha.

Sambalnya tidak ada perubahan rasa sama sekali. Sama persis seperti ketika aku masih kecil. Rasanya didominasi tomat yang agak asam. Kemudian kita campur dengan kecap. Kecapnya pun spesial. Puter-puter di supermarket di seluruh dunia, tidak bakal ketemu kecap yang rasanya sama.

Walaupun penampilan ayamnya keliatan biasa-biasa aja, namun rasanya selangit. Tidak ada duanya. Berbeda dengan ayam goreng suharti yang ayamnya agak prothol (dagingnya sudah lepas dengan tulangnya saking empuknya), berbeda dengan KFC yang ayamnya lembut (broiler). Leker, agak asin, dan gurih. Makannya sama nasi, dan dioleskan ke sambel campur kecap. Dagingnya keset, kenyal, khas ayam kampung. Juara, kalau istilahnya bondan winarno, dibanding ayam goreng-ayam goreng yang lain. Lanjut ...

Soto Ayam Lamongan, Malang

Saat acara nikahannya anung, aku gak makan, soalnya sudah kenyang makan pecel paginya. Padahal menunya keliatannya enak-enak. Pernikahannya sederhana, dimulai dengan ijab kabul di masjid. Sebelumnya ada khotbah dulu. Terus ijab.

"Saya nikahkan .... binti ... dengan mas kawin seperangkat perhiasan emas putih tunai."
(sempet melamun ... trus gragap, kaget)
"Saya terima nikahnya ... binti ... dengan mas kawin satu set perhiasan emas putih tunai."

Mas kawin memang harus semahal mungkin, itu akan lebih menghargai ceweknya :) bener gak ?
Seperangkat alat sholat kan pasti udah pada punya ? Ketauan pelit kalo mas kawinnya cuma seperangkat alat sholat hehe. Mas kawinnya Hidayat Nurwahid juga emas, bahkan disebutkan juga beratnya. Lupa beratnya, tapi kalo dihitung-hitung harganya sekitar 18 jt (sori kalo salah). Habis ijab, trus sholawat, salam-salaman, selesai deh.

Rame-rame pindah ke gedung sebelah, sudah disediakan makanan di sana. Sebelumnya dicegat dulu sama buku tamu dan kotak sumbangan hehe. Sori nung, aku tidak mengisi kotak sumbangan, engkok ae, diganti tabung gas dan kompor. Tabung gas sekarang mahal loh. Heran dengan kebijakan pemerintah. Mewajibkan orang-orang ganti dari minyak tanah ke gas, tapi tabung gas malah langka. Bukan salah kebijakan sih, tapi memang salah para spekulan yang menimbun tabung memanfaatkan kebijakan tersebut. Semestinya pemerintah menimbun tabung duluan sebelum mengeluarkan kebijakan.

Salam-salaman lagi, trus ambil air putih, duduk. Yang datang tua-tua semua. Kesulitan ngobrol deh. Jadi patung yang manis (sori, bukannya narsis, tapi emang manis). Untung ada kakaknya anung datang menemani. Cerita-cerita tentang enaknya kerja di australia pada saat musim panas. Karena pakaian gadis-gadis australia minim-minim hihi. Cerita juga tentang gubernur di australia yang kemana-mana naik taksi atau trem. Tidak seperti di indonesia yang selalu ribut dengan nguing-nguing vooreijder.

Jam 11-an, pamit pulang. Enak juga sebenarnya resepsi yang tidak rame. Berapa orang ya ? Paling sekitar 100 - 200 an orang. Cepet, tidak capek. Sehingga malemnya bisa menunaikan tugas dengan baik, yakni membelah duren :P Kenapa ya kok istilahnya membelah duren ? Kata orang sih karena awalnya susah, tapi setelah terbuka, baru enak. Hmm, berarti memerawani cewek susah ternyata. Tapi kalau duriannya udah mateng, gampang loh bukanya (maxud loe ?)

Pulang mau nerusin tidur yang tertunda karena bangun pagi-pagi, malah tidak jadi ngantuk. Dan karena tidak makan di walimah-an tadi, jadi lapar siangnya. Kalau begitu, saatnya makan soto lamongan. Bau soto lamongan sangat khas. Kalau kita melintas di depan warungnya, pasti langsung tercium bau enak. Dulu, kalau keluar berdua sama bapak, suka mampir ke sini. Porsinya dikit, jadi di rumah masih bisa makan juga, tidak dimarahi ibu :)

Sebenarnya di depan warung ada yang jualan sate ayam. Tapi seumur-umur gak pernah nyobain. Padahal mestinya enak ya, lah wong bisa bertahan berpuluh-puluh tahun di sana. Masalahnya kalo udah masuk ke warungnya, jadi lupa. Ingatnya cuma soto.

Suasana warung sotonya benar-benar tidak berubah. Entah karena ingin menjaga pengalaman pelanggan, atau memang pada tidak kreatif, tidak mau menyewa interior designer. Suasananya masih suasana jaman dulu, jaman waktu aku masih kecil. Meja dan kursinya jadul. Temboknya menghitam bekas asap. Wastafel masih di belakang, tersembunyi. Demikian juga dengan toilet.

Pesenanku standar, soto sama jeruk nipis. Baunya, benar-benar enak. Menggunakan taburan bawang putih goreng, bukan bawang merah goreng. Kuahnya bening. Katanya temenku, soto lamongan ini menggunakan bandeng pada kuahnya, sehingga rasanya lebih enak. Selain itu ada tambahan bihun. Kemudian ayam diiris-iris. Slurpp, rasanya masih tetep sama. Nostalgia ... sukses. Lanjut ...

Pecel Madiun, Malang

Hari ini adalah hari pernikahan anung. Karena acaranya jam 9, maka pagi-pagi sudah bangun. Dinginnya pagi di kota malang membuatku merebus air dulu buat mandi. Rencana berangkat bareng andy. Berhubung masih jam 7, aku dan kakakku cari sarapan di sekitar pasar dinoyo. Langganan kakakku adalah pecel madiun.

Masuk ke dalam, langsung disediakan menu yang komplit. Bener-bener menarik perhatian. Indonesia memang kaya kuliner. Dan beruntunglah saya yang memiliki lidah adaptable, dapat mensyukuri nikmat makanan yang disediakan oleh Tuhan, semuanya enak :)

Ada beberapa orang yang tidak suka makanan padang, terlalu spicy. Ada beberapa orang yang tidak suka pizza, terlalu asin. Ada beberapa orang yang tidak suka gudeg, terlalu manis. Ada beberapa orang yang tidak suka pare, terlalu pahit. Selera orang memang berbeda-beda sih. Tapi kuanjurkan mencoba makanan-makanan tersebut. Cari tahu apa yang membuat orang lain begitu suka makanan tersebut. Maka kita akan makin bersyukur kepada Tuhan, karena telah diberi kenikmatan baru. Pare sebelumnya aku tidak suka, sekarang mulai suka. Soalnya di pujasera mitra raya, ada warung yang bisa mengolah pare dengan baik. Rasanya pahit-pahit segar. Kenikmatan baru deh pokoknya :) Sama seperti berhubungan dengan orang lain. Sebegitu menyebalkannya orang lain, cari sisi positif yang menyenangkan, sehingga hubungan kita dengan orang tersebut menjadi lebih baik. Dan jatuh-jatuhnya kita sendiri yang bahagia.


Pilih punya pilih, aku memilih tempe kacang dan dadar jagung. Tempe kacang ini hanya ada di malang, kangeeennn banget sama rasanya. Dulu waktu masih tinggal di malang, sama ibuku sering sekali digoreng-in tempe kacang. Tempe kacang berbeda dengan tempe biasa. Bahan bakunya kacang, bukan kedelai. Rasanya memang beda, susah njelasinnya. Nasinya masih mengepul hangat, sayuran yang masih segar, disiram kuah pecel, dinikmati di pagi hari di kota malang yang dingin, woho, enak banget. Lanjut ...

Tuesday, May 20, 2008

Sate Kambing Bang Saleh, Malang

Habis makan rawon, mampir ke pasar besar. Di pasar besar malang sekarang ada pusat komputernya. Tepatnya di lantai paling atas. Mo dibikin kaya mangga dua kali. Keliling punya keliling, loh kok kecil. Paling-paling cuma 20 toko. Rencananya pengen beli memory buat notebook-ku. Setelah tanya-tanya, dapat memori yang paling murah. DDR2 PC5300 SODIMM 1 GB = Rp. 210.000,00. Merk-nya Elixir. Pada gak ada yang tahu kan ? Pengen tukar tambah, memory Hynix 512 GB-ku dihargai Rp. 50.000,00.

Ok, pulang dulu. Browsing-browsing, dapat Elixir. Ternyata produksi taiwan, dan dia punya fabrikasi sendiri. Tidak seperti visipro yang mengais-ngais wafer afkiran dari pabrik-pabrik IC. Boleh dicoba berarti. Malamnya, berangkat lagi, cari makan malam. Tujuannya sudah pasti, yaitu Sate Kambing Bang Saleh, di daerah kauman. Kauman adalah kampung orang arab. Kauman, di tiap kota, umumnya selalu berdampingan dengan Pecinan (kampung orang cina). Gak tau kenapa.


Warungnya standar. Halaman depan dipakai untuk bakar sate. Pesanan kami juga standar, yaitu sate gule. Satenya ada versi dengan gajih, ada yang tanpa gajih. Kami pilih tanpa gajih. Minumnya jeruk anget. Sebenarnya ada juga pilihan nasi briyani. Kalo nasi briyani versi orang arab, selalu lebih enak dibanding nasi briyani orang india di singapore. Tapi berhubung sudah terlalu banyak menu kambing dan santan, kita pilih nasi putih saja. Takut darah tinggi.

Inilah dia, sate kambingnya. Disertai dengan bumbu satenya, berupa kacang dihaluskan, sedikit minyak goreng, dan dituangi kecap. Untung kacangnya sedikit, karena memang aku lebih suka pake bumbu kecap saja. Kemudian ada bawang merah mentah, untuk melawan kolesterol, dan irisan jeruk nipis, apabila ingin bumbunya terasa agak segar. Tentu saja ada rajangan cabe rawit, bagi penggemar pedas.

Tidak sabar, kuambil setusuk sate, dan langsung kumakan. Bahkan tanpa dioleskan ke bumbu sate pun, sudah terasa enak. Dagingnya empuk, tapi masih kenyal khas kambing. Rasanya benar-benar rasa daging, sedikit manis. Tidak ada bau 'prengus' kambing. Sempurna. Tidak ada kata-kata lain yang bisa menggambarkan enaknya sate kambing ini.

Gulenya juga enak. Konsep makannya seperti biasa. Nasi putih direndam dalam kuah gule, kemudian suapkan sendok di tangan kanan yang berisi nasi beserta kuah, disusul dengan tangan kiri yang memegang tusuk sate. Nyam nyam nyam. Gule kambing merupakan masakan berkuah santan yang ditambah bumbu-bumbu khusus. Kemudian cemplungkan semua isi perut kambing, maupun tulang-tulangnya ke kuah santan. Aduk dan ungkep selama beberapa jam, sampai semuanya empuk dan leker. Memang isi gule kambing mengerikan. Ada usus, hati, paru, limpa, babat, apapun lah.

Setelah kenyang, pulangnya membungkus martabak totoroso. Warungnya bersebelahan dengan pembakar satenya. Jadi letaknya di depan. Martabak ini menggunakan daging kambing sebagai bahan utama. Aku pesen yang spesial, siapa tahu dagingnya dikasih lebih banyak.

Sebelum pulang ke rumah, balik lagi ke pasar besar. Langsung transaksi. Ternyata penjualnya tidak punya stok lagi untuk memori. Woo, gimana sih ? niat jualan ngga ? Namun kemudian dikasih alamat pusat penjualannya. Loh, ternyata toko utamanya ada di sumbersari, deket rumahku. Yang di pasar besar hanya cabang.

Nyampe sumbersari, langsung beli 2 biji memory 1 GB merk Elixir. Namanya juga eksperimen. Siapa tahu memori ini bagus. Di rumah, kuambil notebookku. Buka bagian belakangnya. Cabut 2 keping memori Hynix 512 MB. Tancepin masing-masing Elixir ke slot memori. Aku beli sepasang, supaya bisa memanfaatkan kemampuan dual channel-nya intel, sehingga performance memorinya meningkat.


Ok, nyalakan laptopnya. Sambil membuka bungkusan martabak, kuamati hasil CPUZ-nya. Merk-nya benar, Nanya Technology, si pembuat Elixir. Kemudian dual channel. Hore, notebook-ku sekarang 2 GB. Syukuran pake martabak. Hap, hmmm, enak. Yang bisa menyaingi martabak totoroso kota malang, sampai saat ini hanya martabak kubang di kota padang. Kalau daging di martabak kubang adalah daging sapi yang diiris kecil-kecil. Maka totoroso menggunakan daging kambing yang dicacah, kemudian disangrai pake bumbu gule. Hasilnya sama. Sama-sama enak :) Lanjut ...