Saturday, June 14, 2008

Ikan Bakar Sekilak, Batam

Divisi kami termasuk divisi yang jarang melakukan rapat. Untuk memperat tali silaturahmi dalam satu divisi, maka diadakan rapat koordinasi di pantai, sekalian berlibur ceritanya. Pengennya sih outbound, tapi berhubung ada satu oknum yang tidak suka melakukan aktivitas fisik (baca: kegemukan), maka outbound dibatalkan :)

Akhirnya ditentukan acaranya adalah bakar-bakar ikan di pantai melayu, sekilak, batu besar. Yang ketiban sampur untuk mempersiapkan ikannya adalah bu ika dan bu yosi. Jam 5 pagi sudah ke pasar untuk berburu ikan. Kemudian di rumah, membersihkan sisik dan isi perutnya. Dikasih peresan jeruk, supaya tidak amis, kemudian dimasukkan ke baskom untuk dibawa ke pantai. Mereka juga menyiapkan bumbu dan sambel. Terimakasih banyak bu.

Dulu pernah juga ke pulau Ngenang, sekitaran pulau batam juga, dan bakar-bakar ikan. Tapi tanpa persiapan. Ikannya beli ke nelayan, masih hidup. Yang ada cuma ikan sirip kuning, kecil-kecil. Bermodal boding (pisau besar), kita membersihkan sisik, mencuci ikannya pake air laut, kemudian langsung dibakar pake daun dan serat kelapa yang mengering. Hasilnya tidak amis dan rasanya enak bgt, rasa ikan.

Jam 10, kita berangkat dari kampus ke pantai melayu, atau sering disebut sekilak. Nyampe sana jam 11. Langsung persiapan buat bakar-bakar. Seperti biasa, karena amatiran, menyalakan arangnya membutuhkan waktu yang sangaaattt lama. Setelah arang membara, ternyata jepitan ikannya masih kotor, belum dicuci. Terpaksa deh, masuk ke laut buat mencuci panggangan tersebut.

Ikan yang disediakan adalah ikan bawal dan ikan selar. Ayam juga ada. Bumbu yang disediakan ada bumbu kuning, khas ikan bakarnya padang. Dan bumbu kecap. Kemudian disediakan juga minyak goreng yang sudah dicampur dengan rempah-rempah. Aku memilih ikan bawal. Kemudian bumbunya adalah minyak goreng saja, kecapnya nanti kalo sudah matang.

Kalo sudah berhubungan dengan bakar-bakar, aku suka yang plain, sederhana, tanpa bumbu macem-macem, karena aku orangnya sederhana dan tidak suka macem-macem (apa hubungannya ... promosi ya?). Sate misalnya, bumbunya kecap aja. Karena kalo ada tambahan bumbu lain, rasa dagingnya akan tenggelam, sayang kan.


Banyak asepnya. Soalnya minyak yang menetes, langsung terbakar, dan menebarkan aroma yang harum. Bikin lapar. Lagian aroma ikan asap lebih enak daripada aroma ikan bakar (mode pembenaran diri: ON). Seperti bandeng asapnya sidoarjo.

Inilah hasil bakaranku. Sebenarnya satu panggangan diisi 4 ikan. Gak tau ikan lainnya siapa yang ngambil. Pengennya sih kuhabiskan sendiri :) Satu porsi ikan dilengkapi dengan lettuce dan irisan tomat. Dipadu dengan sambel kecap. Penampilannya nampak menjanjikan. Dan ternyata rasanya tidak jelek-jelek amat hehe membela diri. Soalnya laper bgt, udah nungguin arang nyala, belum lagi antre bakarnya. Ikan bawal memang sudah enak dari sononya. Diapain pun juga enak. Apalagi suasana pantai dengan angin semilir, wuih gak nahan. Total aku menghabiskan 2 ikan bawal. Yang lain, bisa 3 - 4 ikan, ditambah sepotong ayam.


Setelah kenyang, solat dulu, kemudian bermain kayak. Dapat pasangan sama heru. Kayak terbuat dari fiberglass. Kalo kayak untuk dua orang, sedangkan kano untuk satu orang ?!? (binun). Diberi jatah oleh persewaannya untuk maen selama setengah jam. Ternyata berat sekali mendayung kayak. Teknik pertama yang dipelajari adalah berjalan lurus. Aku dan heru bereksperimen dengan mengayuh dayung di dekat bodi perahu, maupun yang jauh dari bodi perahu. Kalo dengan bodi, cenderung lurus dibanding yang jauh dari bodi. Teknik berikutnya adalah ngerem. Soalnya berhentinya selalu dengan menabrak. Ngerem mudah saja, tahan dayung kuat-kuat di air. Kemudian teknik berbelok. Ini yang susah. Kadang beloknya tidak sesuai keinginan. Tapi kalo kayuhannya di sisi kiri terus, maka perahu akan cenderung bergeser ke kiri. Yak demikian teknik singkat bermain kayak dari orang sok tahu yang baru dua kali maen kayak :)

Capek bermain kayak, kita kemudian nyemplung ke laut. Enak, airnya hangat. Namun kalo kena mata, perih banget. Kalo masuk idung, juga perih. Dasar lautnya berbatu dan berlumut. Sehingga bikin kaki terluka. Usahakan jangan menjejakkan kaki di dasar laut, mengambang aja. Setelah puas, pulang deh.

NB: Sori, edisi kali ini agak narsis, soalnya ada orang lain yang bawa kamera. Biasanya kan jadi kameramen, sehingga tidak pernah difoto.

1 comment:

Anonymous said...

Narseeeeeesss... kuadrat!
hehe.. palagi yang pas lg mbakar, wuihh.. :)

btw, seru juga om ikan bakar di pantai sekilaknya, uuhhh.. sayangnya ga ngajak2... :(