Wednesday, May 21, 2008

Ayam Goreng Prambanan, Malang

Yang tidak boleh dilewatkan ketika di Malang adalah Ayam Goreng Prambanan. Menurutku ayam disini enak sekali, tapi setiap kali datang, warungnya selalu sepi. Atau jam kedatanganku yang tidak pas ?

Sejak SD, aku sudah merasakan ayam goreng ini. Ketika mulai buka warung di parkiran Sarinah. Justru waktu masih di sarinah ini, ramai sekali. Kursi dan meja diletakkan di teras, beratapkan langit. Namun kami sekeluarga jarang-jarang makan di tempat, lebih sering kami bungkus, untuk dimakan di rumah. Irit nasi. Maklum, jaman dulu jaman susah.

Kalau udah di rumah, aku, adikku sama kakak ketiga rebutan bagian dada. Sayap selalu buat kakak pertama, oleh karena itu dia yang paling sering terbang kemana-mana. Mulai kuliah di australia, kerja ditraining di amerika, meksiko, cina, austria dll. Ternyata apa yang kita makan, berpengaruh terhadap masa depan kita, "You are what you eat" (apa hubungannya coba? :)) Kakak kedua biasanya gending/paha. Ayahku lebih memilih kepala sama brutu. Brutu ini tidak ada yang mau mengambil sama sekali. Soalnya sudah ditakut-takuti, anak kecil tidak boleh makan brutu. Ibu berbagi dengan ayah, ambil gending/paha.

Sambalnya tidak ada perubahan rasa sama sekali. Sama persis seperti ketika aku masih kecil. Rasanya didominasi tomat yang agak asam. Kemudian kita campur dengan kecap. Kecapnya pun spesial. Puter-puter di supermarket di seluruh dunia, tidak bakal ketemu kecap yang rasanya sama.

Walaupun penampilan ayamnya keliatan biasa-biasa aja, namun rasanya selangit. Tidak ada duanya. Berbeda dengan ayam goreng suharti yang ayamnya agak prothol (dagingnya sudah lepas dengan tulangnya saking empuknya), berbeda dengan KFC yang ayamnya lembut (broiler). Leker, agak asin, dan gurih. Makannya sama nasi, dan dioleskan ke sambel campur kecap. Dagingnya keset, kenyal, khas ayam kampung. Juara, kalau istilahnya bondan winarno, dibanding ayam goreng-ayam goreng yang lain.

No comments: