Thursday, August 14, 2008

Tahu Sumedang, di Seraya, Batam

Hari ini makan lagi di Bakmi Jowo, Sei Panas. Pesenanku standar, nasi goreng ati ampela dan teh jahe. Tapi ternyata masih belum cukup. Orang-orang pada ngajakin untuk mencoba camilan baru, Tahu Sumedang, yang ada di bukit Seraya. Seraya merupakan daerah dataran tinggi sebelah utara pulau Batam. Jadi kalo tongkrong di sana, noleh ke selatan, bisa liat daerah Nagoya dari atas, dengan lampu kelap-kelip. Noleh ke utara, daerah Bengkong dan selat malaka (selat batam atau selat malaka ya lautan antara pulau batam dan pulau singapura?).

Dulu sih, sering melewati jalur ini, ketika tempat tinggalku masih di Batuampar, dan kampus di Batam Center. Suka mampir di warung padangnya, Salero Basamo. Yang enak di warung padang sini adalah dendeng keringnya. Sekarang sudah jarang lewat sini, sehingga selalu ketinggalan berita kalau ada warung baru di daerah ini.



Nyampe warung tahu sumedang, ternyata banyak yang berpasang-pasangan. Memang tempatnya asyik buat pacaran, remang-remang dengan pemandangan kota. Apalagi yang disediakan warung ini cuma cemilan, jadi si cowok tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam buat traktir pasangannya.

Tahunya enak. Sisi luar yang renyah dan hangat, berpadu dengan kelembutan dan kesejukan bagian dalam tahu. Berbeda dengan tahu sumedang lainnya, yang biasanya dalamnya berongga. Kalau yang ini dalamnya lembut dan berair. Berbeda pula dengan tahu takwa kediri yang semua bagiannya kenyal.

Disediakan saus juga bagi yang berminat. Sausnya adalah saus petis. Dicampur dengan kecap dan sedikit sambal. Jadi oleskan saja sang tahu ke saus, dan hap, hah...hah..., panassss. Sausnya enak, walaupun sedikit encer, sehingga netes kemana-mana, jadi jorok.

Setelah itu dititipin anung suruh beli paru. Hihihi, istrinya ngidam paru goreng. Selama di batam, paru goreng hanya ada di warung padang. Ok deh, pertama ke warung padang Sederhana Bintaro, Batam Center.

"Parunya habis mas. Pas pembeli terakhir tadi pesen paru".

Orang jualan memang tidak boleh bilang tidak ada. Dia harus bilang "habis". Ya udah, kita terus ke Mega Mal. Disana ada warung padang Nusantara Baru. Tidak nemu juga parunya. Keluar dari Mega Mal, mampir ke Bundo Kanduang. Tidak ada juga. Memang sesuatu kalo dicari, selalu tidak ada. Namun kalo tidak dicari, dengan seenaknya nampang di depan kita.

Dan bodohnya kita, di sebelah warung tahu sumedang tadi kan, ada Salero Basamo, tapi kami tidak ngecek dulu di sana. Langsung aja bablas. Terpaksa pulang dengan bad news, tidak bisa bawa paru, tapi sama andy dibawain tahu sumedang. Kasihan ntar anaknya anung bakal ngileran, soalnya ngidam, tapi tidak diturutin hehehe :) just kidding ...

1 comment:

Anonymous said...

Kl lg jalan k daerah tegal, ada tuh p', tahu yg terkenal, biasany sih orng nyebutny "tahu randu alas" atw ada juga tahu aci (kl d batam orng biasany bilang tahu bakso).
Ga kalah enak koq p' rasany sm tahu sumedang :)