Tuesday, September 02, 2008

Bandoeng Resto, My Mart Batam

Hari kedua puasa, sudah langsung ngadain acara Buka Bareng. Memang staf teknik elektro paling kompak !

Pilihan lokasi buka puasa jatuh di Resto Bandoeng. Ini warung baru, sekitar bulan april kali bukanya. Letaknya di My Mart, Batam Center. Berangkat rame-rame sekitar jam 5, sambil ngabuburit, jalan-jalan di My Mart dulu. My Mart adalah glodok-nya jakarta. Tapi jangan dibayangkan seperti glodok beneran, yang luas dan berlantai-lantai. Kesamaannya adalah lokasi pusat penjualan komputer. Jadi kalo mau cari-cari vga card, sound card, memori, jalan aja ke my mart. Mal ini tidak terlalu luas. Keliling sebentar, lho, kok udah selesai. Terpaksa tongkrong langsung di Resto Bandoeng.

sori tri, fotonya di-blur, biar tidak mengganggu privacy anda hehe


Dari nama warungnya sudah keliatan bahwa menu-menunya memang sunda punya, dan ada juga chinese food. Beruntung ada ta'jil dan paket buka puasa, jadi gak usah capek-capek milih menu. Satu paket untuk 4 orang. Yang hadir diperkirakan 12 orang. Supaya bervariasi, kami pilih 3 macam paket, tentu saja dengan menu yang berbeda-beda.

Mulai dari yang paling dekat, adalah siomay. Siomay ini sebenarnya tidak masuk dalam paket. Namun tidak afdol kalo ke warung yang ada embel-embel bandungnya, tapi tidak merasakan makanan khas bandung ini. Kemudian atasnya adalah tahu dan tempe bacem. Atas kiri adalah sate ayam. Terselip menu masakan cina fuyung hai di gambar sebelah kiri. Yang di tengah adalah gurame goreng, dengan pasangan sambalnya ... hmm ... membayangkan rasanya sudah bikin ngiler.

Di belakang gurame adalah ayam goreng. Lalu mangkok yang berjejer, itu adalah sayur asem. Dan tak lupa dua bakul nasi putih nun jauh di sana. Begitu TV menyuarakan suara bedug, langsung kami melepaskan semua hawa nafsu dari sarangnya :) Air putih dulu. Setelah itu, kolak. Kolaknya cukup enak, walaupun kurang manis menurutku. Isinya ubi, pisang dan labu. Dimakan separo dulu, biar tidak kekenyangan. Ingat, masih banyak menu lain yang belum dicicipi.


Menu kedua adalah siomay. Bumbunya yang banyak keliatannya menjanjikan. Obrak-abrik dulu cari siomay-nya. Soalnya selain siomay, ada telur rebus, kubis, tahu, kentang. Ah, dapat. Hap, ternyata pedes, walaupun enak juga. Namun rasa pedesnya terlalu mendominasi lidahku. Walaupun si tina ok ok aja tuh. Jadilah siomaynya diabisin tina.


Keliatannya sate yang manis dapat menghilangkan rasa pedas deh. Setusuk sate langsung terbang ke mulut. Menoleh ke kanan, pak iman kok keliatannya menikmati lontong kari pesanan pribadi. Cari-cari sendok bersih, kemudian nimbrung ikut nyicipin kari. Surprisingly, rasanya sama seperti kari india yang dijual di warung-warung di singapore. Mulanya aku berharap rasa kari khas jawa. Isi karinya adalah ayam, telur dan lontong tentu saja.

Minum air putih dulu untuk mencuci lidah, soalnya kari-nya terlalu spicy. Habis itu, nyoba fuyung hai. Fuyunghai terbuat dari telor dadar, dicampur tepung, kemudian isinya terserah, umumnya wortel dicacah, ayam, udang. Kemudian disiram dengan saus asam manis. Rasanya cukup enak, lebih enak dari fuyunghai di Bakso Lapangan Tembok lah.


Tempe bacemnya bikin ngiler! Foto yang paling kusukai. Tempe hangat, dan minyak gorengnya yang mengkilap. Ngliat fotonya harus di-zoom. Habis icip-icip, saatnya makan. Menu utama tentu saja gurame goreng. Kalo gurame, aku lebih suka yang goreng. Kalo ikan bakar, lebih suka ikan laut. Ambil nasinya dulu, kemudian cowel bagian punggung gurame-nya. Kasih sedikit sambal, dimakan bareng nasi. Hmmm ... enak. Sekarang semua warung memang sudah bisa mengolah gurame dengan mudahnya. Kalo gurame yang ini, gorengnya ada tepung sedikit, mungkin supaya agak renyah.


Setelah agak kenyang, kita maghrib dulu. Ronde kedua dimulai setelah maghrib. Gurame bakar tentu saja tetap wajib dicobain. Hihihi, guramenya agak gosong. Jadi rasanya manis campur pahit. Ada juga cumi saus kecap. Dan memasaknya pas, cuminya benar-benar empuk, tidak alot. Namun dari kelembutan cumi ini, jadi nyadar bahwa memang cumi banyak kolesterolnya.


Sebagai penutup, ngemil-ngemil karedok. Makanan khas sunda yang terdiri dari sayur mentah, terutama kacang panjang. Bumbu karedoknya sangat generous. Jadi bukan sayur, dikasih sambal kacang, tapi sambal kacang dikasih sayur. Rasa yang mendominasi adalah rasa kacang dan manis.

Untuk pencuci mulut, masih tersisa soto bandung. Yah, daripada gak ada yang makan, karena kekenyangan semua, kuhabisin soto bandungnya. Soto bandung kuahnya tanpa santan, tidak seperti soto medan atau soto betawi. Jadi lebih segar. Menggunakan daging sapi yang dipotong dadu. Yang khas adalah adanya lobak, dan kacang kedelai. Kacang kedelai ini juga yang sering dipakai di makanan khas bandung lainnya, bubur ayam.


NB:

Sebelumnya pernah ke Resto Bandung juga. Pesen Sop buntut dan bandrek. Sop buntutnya cukup enak, walau agak terlalu manis. Bandreknya ternyata dikasih susu kental. Jadi bikin sakit perut.


1 comment:

infogue said...

artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:
Artikel kuliner terhangat
Artikel anda di infogue

anda bisa promosikan artikel anda di http://www.infogue.com/ yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!