Wednesday, May 21, 2008

Soto Ayam Lamongan, Malang

Saat acara nikahannya anung, aku gak makan, soalnya sudah kenyang makan pecel paginya. Padahal menunya keliatannya enak-enak. Pernikahannya sederhana, dimulai dengan ijab kabul di masjid. Sebelumnya ada khotbah dulu. Terus ijab.

"Saya nikahkan .... binti ... dengan mas kawin seperangkat perhiasan emas putih tunai."
(sempet melamun ... trus gragap, kaget)
"Saya terima nikahnya ... binti ... dengan mas kawin satu set perhiasan emas putih tunai."

Mas kawin memang harus semahal mungkin, itu akan lebih menghargai ceweknya :) bener gak ?
Seperangkat alat sholat kan pasti udah pada punya ? Ketauan pelit kalo mas kawinnya cuma seperangkat alat sholat hehe. Mas kawinnya Hidayat Nurwahid juga emas, bahkan disebutkan juga beratnya. Lupa beratnya, tapi kalo dihitung-hitung harganya sekitar 18 jt (sori kalo salah). Habis ijab, trus sholawat, salam-salaman, selesai deh.

Rame-rame pindah ke gedung sebelah, sudah disediakan makanan di sana. Sebelumnya dicegat dulu sama buku tamu dan kotak sumbangan hehe. Sori nung, aku tidak mengisi kotak sumbangan, engkok ae, diganti tabung gas dan kompor. Tabung gas sekarang mahal loh. Heran dengan kebijakan pemerintah. Mewajibkan orang-orang ganti dari minyak tanah ke gas, tapi tabung gas malah langka. Bukan salah kebijakan sih, tapi memang salah para spekulan yang menimbun tabung memanfaatkan kebijakan tersebut. Semestinya pemerintah menimbun tabung duluan sebelum mengeluarkan kebijakan.

Salam-salaman lagi, trus ambil air putih, duduk. Yang datang tua-tua semua. Kesulitan ngobrol deh. Jadi patung yang manis (sori, bukannya narsis, tapi emang manis). Untung ada kakaknya anung datang menemani. Cerita-cerita tentang enaknya kerja di australia pada saat musim panas. Karena pakaian gadis-gadis australia minim-minim hihi. Cerita juga tentang gubernur di australia yang kemana-mana naik taksi atau trem. Tidak seperti di indonesia yang selalu ribut dengan nguing-nguing vooreijder.

Jam 11-an, pamit pulang. Enak juga sebenarnya resepsi yang tidak rame. Berapa orang ya ? Paling sekitar 100 - 200 an orang. Cepet, tidak capek. Sehingga malemnya bisa menunaikan tugas dengan baik, yakni membelah duren :P Kenapa ya kok istilahnya membelah duren ? Kata orang sih karena awalnya susah, tapi setelah terbuka, baru enak. Hmm, berarti memerawani cewek susah ternyata. Tapi kalau duriannya udah mateng, gampang loh bukanya (maxud loe ?)

Pulang mau nerusin tidur yang tertunda karena bangun pagi-pagi, malah tidak jadi ngantuk. Dan karena tidak makan di walimah-an tadi, jadi lapar siangnya. Kalau begitu, saatnya makan soto lamongan. Bau soto lamongan sangat khas. Kalau kita melintas di depan warungnya, pasti langsung tercium bau enak. Dulu, kalau keluar berdua sama bapak, suka mampir ke sini. Porsinya dikit, jadi di rumah masih bisa makan juga, tidak dimarahi ibu :)

Sebenarnya di depan warung ada yang jualan sate ayam. Tapi seumur-umur gak pernah nyobain. Padahal mestinya enak ya, lah wong bisa bertahan berpuluh-puluh tahun di sana. Masalahnya kalo udah masuk ke warungnya, jadi lupa. Ingatnya cuma soto.

Suasana warung sotonya benar-benar tidak berubah. Entah karena ingin menjaga pengalaman pelanggan, atau memang pada tidak kreatif, tidak mau menyewa interior designer. Suasananya masih suasana jaman dulu, jaman waktu aku masih kecil. Meja dan kursinya jadul. Temboknya menghitam bekas asap. Wastafel masih di belakang, tersembunyi. Demikian juga dengan toilet.

Pesenanku standar, soto sama jeruk nipis. Baunya, benar-benar enak. Menggunakan taburan bawang putih goreng, bukan bawang merah goreng. Kuahnya bening. Katanya temenku, soto lamongan ini menggunakan bandeng pada kuahnya, sehingga rasanya lebih enak. Selain itu ada tambahan bihun. Kemudian ayam diiris-iris. Slurpp, rasanya masih tetep sama. Nostalgia ... sukses.

2 comments:

Antok said...

“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)

"Adapun mushaf Al-Quran dan seperangkat alat shalat, tentu saja nilai nominalnya sangat rendah, sebab bisa didapat hanya dengan beberapa puluh ribu rupiah saja. Sangat tidak wajar bila calon suami yang punya penghasilan menengah, tetapi hanya memberi mahar semurah itu kepada calon istrinya. Akhirnya dengan dalih agar tidak dibilang ‘mata duitan’, banyak wanita muslimah yang lebih memilih mahar semurah itu. "

"Demikian pula dalam batas maksimal tidak ada batasannya sehingga seorang wanita juga berhak untuk meminta mahar yang tinggi dan mahal jika memang itu kehendaknya. Tak seorangpun yang berhak menghalangi keinginan wanita itu bila dia menginginkan mahar yang mahal."

Terserah calon istri deh mau minta apa ... :)

Anonymous said...

Terserah calon istri deh mau minta apa ... :)

#ehm.. jadi dah punya calon niiyy :) kenalin atuh om..